Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Motor Lawas Harga Selangit, Cuma Akal-akalan Pedagang?

Kompas.com - 29/01/2021, 11:41 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika sudah hobi, harga bisa dinomor duakan. Salah satunya hobi otomotif yang suka mengoleksi motor lawas.

Dengan alasan hobi atau punya kenangan tersendiri, banyak orang yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menebus suatu motor lawas.

Baca juga: Waspada, Modus Baru Jual Beli Motor Bekas Hasil Curian

Misalnya, kejadian Yamaha RX-King dan Honda NSR 150 SP yang sempat viral di media sosial karena berhasil terjual dengan harga selangit. Masing-masing motor tersebut tembus ratusan juta rupiah.

Honda NSR 150 SPPinterest Honda NSR 150 SP

Namun, beberapa pencinta roda dua mengatakan bahwa fenomena itu hanyalah akal-akalan pedagang saja. Akal-akalan untuk mendongkrak harga pasaran motor tersebut.

Ricky Mahendra, pencinta motor sport 2-tak lawas, mengatakan, untuk motor impor seperti NSR 150 SP, wajar harganya tinggi tapi jadi tidak wajar kalau sampai tembus Rp 200 juta.

"Seolah-olah sekarang jadi komoditas mahal. Untuk RX-King, logikanya masa produksi motor itu lebih dari 20 tahun. Jadi, terbayang total produksinya sampai berapa unit. Tidak bisa dibilang langka," ujar Ricky, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Jangan Mau Diajak Ketemuan di Pinggir Jalan Saat Beli Motor Bekas

Menurut Ricky Mulianto, pecinta motor klasik pemilik akun Instagram @motor_tua_jakarta yang juga seorang pedang motor lawas, mengatakan, modus pura-pura motor laku dengan harga tinggi agar harga motor tersebut naik diakuinya sudah biasa.

"Iya, itu sudah biasa. Ada saja yang seperti itu, Honda Grand dijual Rp 80 juta, Yamaha RX-King Rp 150 juta, dan lain-lainnya," kata Mulyanto.

Honda NSR 150 RR Astraotomotifjadul.blogspot.com Honda NSR 150 RR Astra

Agar meyakinkan, Mulyanto menambahkan, pedagang biasanya menyertakan foto kwitansi pembelian dengan angka yang fantastis. Padahal kata Mulyanto, bisa saja motor tersebut tidak ke mana-mana.

Hal tersebut dilalukan demi menjadi viral dan harga motor lawas tersebut di pasaran bisa ikut terdongkrak.

"Saya juga sering dapat tudingan seperti ini juga. Makanya, kalau ada yang beli, selalu saya unggah foto pembelinya," kata Mulyanto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com