JAKARTA, KOMPAS.com - Jika sudah hobi, harga bisa dinomor duakan. Salah satunya hobi otomotif yang suka mengoleksi motor lawas.
Dengan alasan hobi atau punya kenangan tersendiri, banyak orang yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menebus suatu motor lawas.
Misalnya, kejadian Yamaha RX-King dan Honda NSR 150 SP yang sempat viral di media sosial karena berhasil terjual dengan harga selangit. Masing-masing motor tersebut tembus ratusan juta rupiah.
Namun, beberapa pencinta roda dua mengatakan bahwa fenomena itu hanyalah akal-akalan pedagang saja. Akal-akalan untuk mendongkrak harga pasaran motor tersebut.
Ricky Mahendra, pencinta motor sport 2-tak lawas, mengatakan, untuk motor impor seperti NSR 150 SP, wajar harganya tinggi tapi jadi tidak wajar kalau sampai tembus Rp 200 juta.
"Seolah-olah sekarang jadi komoditas mahal. Untuk RX-King, logikanya masa produksi motor itu lebih dari 20 tahun. Jadi, terbayang total produksinya sampai berapa unit. Tidak bisa dibilang langka," ujar Ricky, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Ricky Mulianto, pecinta motor klasik pemilik akun Instagram @motor_tua_jakarta yang juga seorang pedang motor lawas, mengatakan, modus pura-pura motor laku dengan harga tinggi agar harga motor tersebut naik diakuinya sudah biasa.
"Iya, itu sudah biasa. Ada saja yang seperti itu, Honda Grand dijual Rp 80 juta, Yamaha RX-King Rp 150 juta, dan lain-lainnya," kata Mulyanto.
Agar meyakinkan, Mulyanto menambahkan, pedagang biasanya menyertakan foto kwitansi pembelian dengan angka yang fantastis. Padahal kata Mulyanto, bisa saja motor tersebut tidak ke mana-mana.
Hal tersebut dilalukan demi menjadi viral dan harga motor lawas tersebut di pasaran bisa ikut terdongkrak.
"Saya juga sering dapat tudingan seperti ini juga. Makanya, kalau ada yang beli, selalu saya unggah foto pembelinya," kata Mulyanto.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/29/114100115/fenomena-motor-lawas-harga-selangit-cuma-akal-akalan-pedagang