Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik BYD di Indonesia Mulai Produksi 2026

Kompas.com - 03/01/2025, 18:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani melaporkan telah berhasil mendapatkan komitmen investasi 7,46 miliar dollar AS dari kunjungannya ke China pekan lalu.

Kendati tak menyebut perusahaannya secara rinci, komitmen tersebut berasal dari empat perusahaan multinasional termasuk yang bergerak di industri baru terbarukan.

"Dan di saat bersamaan, kami juga mendorong investasi yang masuk ke Indonesia ini untuk segera memulai investasinya, seperti BYD yang sudah membeli tanah di daerah Subang," kata dia disiarkan Youtube Setpres, Jumat (3/1/2025).

Baca juga: Dapat Insentif, Berikut Simulasi Harga Jual Mobil Hybrid 2025

Kunjungan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani ke Kantor Pusat BYD di Shenzhen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).dok.BYD Kunjungan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani ke Kantor Pusat BYD di Shenzhen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Menariknya, dalam presentasi singkat itu pula Rosan mengungkapkan bahwa manufaktur atau pabrik kendaraan listrik BYD di Indonesia ditargetkan mulai beroperasi tahun depan.

"Diharapkan realisasi untuk manufacturing-nya akan dimulai pada awal tahun depan," kata Rosan.

BYD sendiri sebelumnya memaparkan akan mempercepat jadwal pembangunan pabriknya usai membeli tanah seluas 108 hektar di Subang. Semula direncanakan selesai pada 2026, menjadi pada kuartal keempat 2025.

Liu Xueliang, General Manager BYD Asia-Pacific, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan dukungan terhadap target pemerintah Indonesia dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik.

"Pembangunan pabrik BYD di Indonesia akan menjadi salah satu yang tercepat. Biasanya, pembangunan pabrik mobil listrik memakan waktu antara 10 hingga 16 bulan," kata dia dalam kunjungan Menteri Rosan ke Kantor Pusat BYD di Shenzhen, China, baru-baru ini.

Baca juga: Pasar EV Makin Ketat, Penjualan Tesla Turun pada 2024

Selain itu, BYD berkomitmen untuk memperluas kapasitas produksinya di Subang guna memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor, serta mengembangkan fasilitas baterai kendaraan listrik dan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia dan mengembangkan teknologi seperti baterai untuk kendaraan New Energy Vehicle," tambah Liu.

Rosan memastikan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia terhadap investasi BYD, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur, seperti jalan yang menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan.

Ekspansi pabrik BYD di Indonesia diperkirakan akan menciptakan lebih dari 18.000 lapangan pekerjaan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau