Mobil Buatan Lokal Belum Tentu Murah

Jakarta, KompasOtomotif – Di kawasan Asia Tenggara, basis produksi kendaraan ada dua yakni di Indonesia dan Thailand. Para prinsipal harus memilih di mana model yang pas untuk diproduksi lokal dengan hitung-hitungan kekuatan domestik dan ekspor agar operasionalnya jadi efisien.

Hal itu berlaku untuk Nissan. Thailand selama ini dipilih jadi basis produksi lebih besar, termasuk untuk ekspor global, dibanding Indonesia yang hanya memproduksi Evalia, Grand Livina, Juke, X-Trail, dan Serena, serta dua model Datsun di pabrik Nissan di Purwakarta, Jawa Barat.

Di dalam negeri, Nissan Motor Indonesia (NMI) memanfaatkan skema impor utuh (completely built up/CBU) dari Thailand buat model lain, yakni Teana, Navara, dan March.

“Lokasi basis produksi itu sebenarnya tidak ada pengaruhnya dengan harga jual kendaraan. Produksi di Indonesia itu belum tentu lebih efisien daripada kita mengimpor dari Thailand,” ucap General Manager Marketing Strategy & Product Planning NMI Budi Nur Mukmin, di Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/9/2016).

Budi menjelaskan hal itu untuk menjawab pertanyaan apakah akan lebih banyak model Nissan diproduksi di dalam negeri. Pasalnya, kapasitas terpasang di pabrik mencapai 250.000 unit per tahun namun belum sampai 50 persen utilitasnya.

“Kalau di Thailand sudah ada basis produksi termasuk suku cadang kenapa harus ada investasi ganda, kan tidak efisien. Harganya jadi lebih mahal. Produksi di dalam negeri tidakmenjamin lebih murah, bisa jadi lebih mahal. Toh kita impor dari Thailand 0 persen (bea masuk),” kata Budi.