Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilihan Posisi Duduk di Bus yang Relatif Aman dari Kecelakaan

Kompas.com - 05/01/2025, 08:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Insiden kecelakaan dua pesawat yang terjadi dalam waktu dekat belum lama ini telah membuka mata kita tentang pentingnya pemilihan posisi duduk di angkutan umum.

Para korban yang selamat dalam kecelakaan pesawat Jeju Air dan Azerbaijan Airlines dilaporkan duduk di bagian belakang pesawat.

Dari kecelakaan itu dapat disimpulkan bahwa bangku belakang angkutan umum rupanya relatif lebih aman dibandingkan bangku baris depan.

Baca juga: Tarif Resmi Bikin SIM C Baru per Januari 2025

Ilustrasi penumpang bus AKAP PO SANDok. PO SAN Ilustrasi penumpang bus AKAP PO SAN

Jusri Pulubuhu, Pendiri dan Instruktur Safety Driving dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, saat terjadi tabrakan bagian depan dan belakang mobil merupakan area crumpling zone.

“Kalau bus saya enggak pernah mau duduk di sebelah kanan, yang searah dari sopir,” ucap Jusri,” ujar Jusri, kepada Kompas.com (3/1/2025).

“Karena impact terbesar itu tabrakan dari adu kambing. Sisi sopir inilah sisi yang paling dahsyat ketika terjadi kecelakaan dari depan. Kalau bagi saya, secara umum sisi kiri lebih aman dengan alasan tadi,” kata dia.

Baca juga: Apakah Kendaraan Bisa Disita jika SIM dan STNK Mati?

Jusri menjelaskan, tabrakan adu kambing merupakan insiden dengan dampak terbesar buat kendaraan.

Menurutnya, saat terjadi benturan, kerusakan di sisi kiri biasanya lebih kecil ketimbang sisi kanan.

Karena saat terjadi tabrakan kedua belah pihak akan menghindar walaupun tidak sempat, sehingga dampak kecelakaan terbesar akan terkena pada bagian tengah ke kanan.

Sementara itu Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, dirinya lebih memilih bangku baris tengah ketimbang baris depan saat naik bus.

Baca juga: Ada Diskon Pajak Kendaraan di Jawa Tengah mulai 5 Januari 2025

Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi kecelakan bus pariwisata dengan truk di Tol Dupak - Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/3/2022). Kecelakaan antara bus pariwisata bernopol D 7610 AT yang memuat rombongan peziarah dengan truk 'Colt Diesel' nomor polisi W 9948 Z itu diduga disebabkan salah satu penumpang bus merebut kendali kemudi dari sopir bus dan menabrak truk 'Colt Diesel' dari arah berlawanan. Dalam kecelakaan itu sopir truk dan kernetnya meninggal dunia di lokasi kecelakaan.Antara Foto/Didik Suhartono Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi kecelakan bus pariwisata dengan truk di Tol Dupak - Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/3/2022). Kecelakaan antara bus pariwisata bernopol D 7610 AT yang memuat rombongan peziarah dengan truk 'Colt Diesel' nomor polisi W 9948 Z itu diduga disebabkan salah satu penumpang bus merebut kendali kemudi dari sopir bus dan menabrak truk 'Colt Diesel' dari arah berlawanan. Dalam kecelakaan itu sopir truk dan kernetnya meninggal dunia di lokasi kecelakaan.

“Kalau baris nomor berapa agak susah, karena tidak bisa menjamin selamat atau tidak. Tapi baris tengah relatif lebih aman ketimbang baris depan atau belakang,” ucap Sony, kepada Kompas.com (3/1/2025).

Ia juga mengatakan, bagian depan dan belakang bus merupakan posisi yang bakal terkena impact duluan saat terjadi kecelakaan.

Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk memilih posisi duduk di bagian tengah dan dekat gang. Karena kalau di sisi yang dekat dengan jendela juga relatif lebih bahaya saat terkena pecahan kaca.

“Baris depan bus paling enggak aman. Jadi orang mindset-nya kenyamanan dia kan. Banyak sekali penumpang, ketika dia tidak bisa menjangkau atau mendapat visual ke arah luar, itu mabuk darat, jadi mereka pilih duduk di depan seperti seolah-olah VIP,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau