JAKARTA, KOMPAS.com - Ledakan satu Tesla Cybertruck di depan Trump International Hotel, Las Vegas, pada perayaan Tahun Baru 2025, menyisakan lebih dari sekadar asap dan kobaran api.
Data rinci yang dikumpulkan Tesla mengenai pergerakan pengemudi mempermudah polisi mengungkap penyebab insiden, tetapi juga memicu perdebatan baru terkait privasi pengguna kendaraan modern.
Pasalnya hanya dalam hitungan jam, perusahaan milik Elon Musk tersebut bisa melacak data perjalanan pengemudi, Matthew Livelsberger, dari Denver ke Las Vegas.
Baca juga: Ketahui Kelemahan Wiper Model Frameless
Bahkan Tesla memastikan bahwa ledakan tersebut bukanlah disebabkan oleh kerusakan mobil, melainkan kembang api yang dibawa Livelsberger.
“Saya harus berterima kasih kepada Elon Musk. Informasi tambahan dari Tesla sangat membantu penyelidikan kami,” ujar Sheriff Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas, Kevin McMahill dikutip APNews, Minggu (5/1/2025).
Namun, kemampuan Tesla dalam mengumpulkan data yang begitu mendetail menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli privasi data.
David Choffnes, Direktur Eksekutif Cybersecurity and Privacy Institute dari Northeastern University, Boston, mengungkapkan kekhawatirannya terkait potensi penyalahgunaan data tersebut.
Mobil modern seperti Tesla tidak hanya melacak lokasi pengguna, tetapi juga dapat mengakses kontak, riwayat panggilan, hingga pesan teks melalui sinkronisasi dengan ponsel.
Baca juga: Tips Menyalip Kendaraan yang Aman di Jalan 2 Arah
“Data ini seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, berguna untuk investigasi kriminal, tetapi di sisi lain, sangat rentan disalahgunakan,” kata Choffnes.
Kritik terhadap Tesla terkait data privasi bukanlah hal baru. Selama 2019–2022, Reuters melaporkan bahwa karyawan Tesla pernah membagikan rekaman video sensitif dari kamera mobil, termasuk insiden kemarahan di jalan hingga.
Kala itu, Tesla sendiri menegaskan bahwa privasi pelanggan tetap jadi prioritas. Mereka menyatakan bahwa hanya pihak tertentu yang memiliki akses atas informasi aktivitas, lokasi, atau riwayat perjalanan pelanggan.
Saat ini, Amerika Serikat belum memiliki undang-undang federal yang secara khusus mengatur pengumpulan dan penggunaan data kendaraan. Undang-undang di tingkat negara bagian pun masih bersifat parsial dan tidak seragam.
Jodi Daniels, CEO Red Clover Advisors, menekankan pentingnya regulasi nasional yang mengikuti perkembangan teknologi.
Baca juga: Daftar Aturan Baru yang Diberlakukan Selama 2024
View this post on Instagram
“Penegak hukum memang membutuhkan akses untuk menyelesaikan kasus dengan cepat, tetapi konsumen juga berhak atas privasi mereka,” ujarnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kendaraan modern kini lebih menyerupai komputer berjalan daripada sekadar alat transportasi.
Pengguna dihadapkan pada pilihan, menyerahkan data pribadi demi kenyamanan dan keamanan, atau menuntut regulasi yang lebih ketat demi melindungi hak privasi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.