Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Agar Tak Jadi Korban Rampok di Jalan

Kompas.com - 05/01/2025, 13:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku, tetapi juga karena adanya kesempatan. Jargon dari Bang Napi tersebut masih relevan untuk menghindari aksi kriminalitas di jalan.

Kadang, sebagai pengemudi, kita harus pulang malam dan terpaksa berhenti di lampu merah saat kondisi jalan sepi. Dalam kondisi seperti ini, sering kali terjadi pemalakan atau perampokan mobil.

Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan bahwa pengemudi harus paham dan waspada bila berhenti di lokasi-lokasi yang diduga menjadi favorit pelaku kriminal jalanan.

Pengendara sepeda motor dan pengemudi mobil harus menjalankan kendaraannya dengan hati-hati di kawasan perempatan AY Patty karena traffigh light di kawasan itu tak berfungsi menyusul adanya pemadaman listrik di wilayah itu, Jumat malam (13/5/2022)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Pengendara sepeda motor dan pengemudi mobil harus menjalankan kendaraannya dengan hati-hati di kawasan perempatan AY Patty karena traffigh light di kawasan itu tak berfungsi menyusul adanya pemadaman listrik di wilayah itu, Jumat malam (13/5/2022)

"Yang terpenting adalah mendekati daerah yang memiliki profil rawan, serta mengatur kecepatan mobil sehingga saat sampai di titik itu (lampu merah), kita masih bisa bergerak," kata Jusri kepada Kompas.com, Minggu (5/1/2024).

Jusri menjelaskan bahwa mobil yang berjalan lambat dan berhenti, terutama dalam kondisi sepi, menjadi target utama pelaku kriminal jalanan.

"Karena kendaraan yang bergerak pelan hingga berhenti menjadi favorit mereka. Jadi, misalnya di persimpangan, usahakan jaga kecepatan sebelum sampai di lampu merah, sehingga kita tidak perlu berhenti terlalu lama di satu titik," ujarnya.

Baca juga: Update Jadwal Peluncuran Tim MotoGP 2025, Honda Awal Februari

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fakta Jakarta (@fakta.jakarta)

 

Jusri mengatakan bahwa pelaku kejahatan memiliki lokasi favorit untuk beraksi. Mayoritas tindakannya dilakukan di perempatan yang terbilang sepi.

"Cirinya, kondisi jalan cukup padat dengan lalu lintas, tetapi tidak ada pedagang dan jumlah pejalan kaki sangat sedikit. Karena kalau banyak pedagang, pelaku kejahatan biasanya enggan beraksi," katanya.

"Mereka lebih memilih jalan sepi di malam hari atau yang macet, tetapi lingkungan sekitar tidak ramai dengan pejalan kaki," ujar Jusri.

Baca juga: Catat, Ini Pelanggaran yang Bisa Membuat Kendaraan Disita Polisi

Lampu merah perempatan Jalan Raden Inten II, Duren Sawit, Jakarta Timur, padam, lalu lintas semrawut, Kamis (28/11/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Lampu merah perempatan Jalan Raden Inten II, Duren Sawit, Jakarta Timur, padam, lalu lintas semrawut, Kamis (28/11/2019).

Jusri juga mengingatkan agar pengemudi menjaga kecepatan, namun jangan terlalu pelan. Mobil yang berjalan terlalu pelan bisa menjadi sasaran dengan modus pura-pura tertabrak.

"Ketika kecepatan rendah, orang bisa pura-pura menabrakkan diri, baik itu pengendara motor maupun pejalan kaki. Namun, jika kita berjalan dengan kecepatan lebih tinggi, mereka biasanya tidak berani, karena tahu risikonya bisa lebih besar," kata Jusri.

"Jika kita berjalan terlalu lambat, bisa saja seseorang muncul dari arah yang tidak terlihat dan pura-pura tertabrak untuk menuntut ganti rugi," ungkap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau