Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntutan Perusahaan Otobus Terus Bergulir Sampai OJK

Kompas.com - 03/05/2021, 10:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPerusahaan otobus (PO) menjadi salah satu sektor usaha yang merugi ketika adanya larangan mudik lebaran 2021. Walaupun memang tetap ada keberangkatan, namun untuk kepentingan selain mudik.

Selain itu, sejak masa pandemi Covid-19 di Indonesia, PO bus masih merugi hingga sekarang. Memang sempat terjadi peningkatan jumlah penumpang beberapa waktu lalu, namun masih tidak menutupi kerugian lebih dari satu tahun.

Oleh karena itu, ada beberapa tuntutan yang diminta dari PO bus kepada pemerintah agar tetap bisa bertahan.

Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan, permohonan bantuan ini sudah sampai ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Hasil MotoGP Spanyol 2021, Jack Miller Bawa Ducati Kalahkan Yamaha

Para penumpang menaiki sebuah armada bus untuk pergi ke luar daerah tujuan dari Kota Tasikmalaya menjelang dimulainya pertama puasa, Senin (12/4/2021).KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Para penumpang menaiki sebuah armada bus untuk pergi ke luar daerah tujuan dari Kota Tasikmalaya menjelang dimulainya pertama puasa, Senin (12/4/2021).

“Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI sudah bersurat ke Kemenkeu dan OJK, saat ini masih dalam proses,” ucap Anthony kepada Kompas.com, Minggu (2/5/2021).

Anthony mengatakan, para pengusaha bus mengusulkan bantuan untuk pengemudi dan kru, keringanan pajak, dan kalau bisa pemutihan atau potongan pokok pinjaman. Dia mengatakan kalau nilai aset saat ini sedang jatuh.

Selain itu, Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) serta Direktur Utama PO SAN mengatakan, pihaknya minta pemerintah memberikan relaksasi dan stimulus perbankan dan pembiayaan.

Baca juga: Berlaku 6 Mei, Ingat Lagi Syarat Perjalanan Darat Saat Larangan Mudik

Selain itu, tahun lalu memang ada stimulus dari pemerintah untuk PO bus, namun pembagiannya kurang merata. Namun untuk tahun ini, operator angkutan umum sudah melakukan pendataan lewat sistem My Organda.

“Masing-masing kru mendownload aplikasi dan memegang akun ini (My Organda). Data yang sudah dimasukkan ke Kemenko Perekonomian akan disalurkan melalui aplikasi ini,” kata pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau