Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Berbagai Model Bus AKAP yang Ada di Indonesia

Kompas.com - 22/01/2021, 07:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comBus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang ada beroperasi di Indonesia semakin beragam. Infrastruktur jalan tol yang berkembang membuat Perusahaan Otobus (PO) membeli sasis-sasis tronton sehingga model bus semakin beragam.

Secara umum, ada beberapa model bus yang digunakan saat ini oleh PO bus. Misalnya seperti model High Deck Double Glass (HDD), lalu Super High Deck (SHD), Ultra High Deck (UHD), Suites Class dan Double Decker.

Setiap model ini bisa dibedakan dari berbagai ciri. Anggota Forum Bismania Indonesia Dimas Raditya akan menjelaskan seperti apa ciri-cirinya agar bisa dibedakan setiap modelnya.

Baca juga: Segini Kisaran Denda Tilang Elektronik untuk Pengemudi Motor

Bus AKAP PO HaryantoPinterest Bus AKAP PO Haryanto

“Kalau bodi HDD, basisnya memakai bodi High Deck (HD) dengan tinggi 3,7 meter. Bagasinya cukup luas, bisa tembus kanan kiri di atas sasis,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Kamis (21/1/2021).

Selain itu, bodi HDD juga ada yang memiliki bagasi tembus tanpa ada sasis di tengah bagasi. Biasanya model tersebut dinamakan sasis space frame. Model bus HDD ini misalnya seperti Jetbus 3+ HDD dan MHD buatan Adiputro, Legacy SR2 HD Prime dan Transporter dari Laksana dan Avante H7 dan H8 dari Tentrem.

“Sedangkan kalau SHD atau Extra HD, dimensinya lebih tinggi dari bodi bus HD biasa, sekitar 3,9 meter. Biasanya di atas rumah roda ada bagasi kecil dan bagasinya juga ekstra luas,” kata Dimas.

Baca juga: Catat, Berikut Daftar Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Jakarta

Bus AKAP baru PO SANPO SAN Bus AKAP baru PO SAN

Untuk model SHD, contohnya adalah Jetbus 3+ SHD dari Adiputro, lalu ada Legacy SR2 XHD Prime buatan Laksana dan Avante H9 hasil karoseri Tentrem. Tipe SHD ini juga bisa memuat beberapa unit motor di bagasinya.

“Kalau UHD penampakannya seperti double decker, tapi hanya ada satu baris kaca jendela saja untuk dek atas. Sedangkan yang bawah hanya kabin pengemudi dan bagasi yang lebih besar lagi daripada SHD,” ucapnya.

Hanya ada satu karoseri di Indonesia yang memiliki model UHD, yaitu Adiputro dengan Jetbus 3+ UHD. Sasis yang digunakan juga harus model triple axle atau tronton, misalnya seperti Volvo B11r, Scania K410iB dan Mercedes Benz OH 2542.

Baca juga: Berapa Kisaran Biaya Rombak Bus Lama jadi Lebih Modern?

Bus AKAP PO STJsolotigo.com Bus AKAP PO STJ

“Kalau Double Decker, pastinya bus sangat tinggi, sekitar 4 meter. Penampakan sampingnya, ada dua tingkat kaca, karena di dalamnya ada dua dek lantai untuk penumpang,” kata dia.

Sasis yang dipasang untuk Double Decker juga harus tronton seperti model UHD. Contoh karoseri yang memiliki bodi double decker ini diantaranya Jetbus 3+ SDD dari Adiputro, Legacy SR2 Double Decker dari Laksana dan Avante D2 buatan Tentrem.

Baca juga: Desain Bus Single Glass Bisa Kembali Jadi Tren?

Bus suites class dan social distancinginstagram/indotrans_ Bus suites class dan social distancing

“Terakhir suites class atau bus semi sleeper, ketinggian bodinya sama seperti bus HD biasa. Ada dua kaca tingkat seperti bus double decker karena di kabinnya ada dua tingkat tempat duduk semi sleeper,” ujar Dimas.

Untuk bus AKAP, baru ada Legacy SR2 Suites Class buatan karoseri Laksana. Adiputro sebenarnya sudah memiliki model yang serupa, yaitu Jetbus 3+ Dream Coach, namun saat ini baru dimiliki PO Pandawa 87 sebagai armada pariwisatanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com