JAKARTA, KOMPAS.com - Mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada mobil, baiknya sesuai dengan nilai oktan rekomendasi tiap pabrikan.
Rekomendasi jenis bahan bakar tersebut bukan tanpa sebab, karena sudah disesuaikan dengan kompresi dan karakteristik mesin tiap kendaraan.
Penggunaan bensin yang nilai oktannya tidak sesuai akan berdampak pada kinerja mesin, terlebih jika menggunakan BBM yang oktannya lebih rendah dari yang disarankan.
Salah satu efek buruknya adalah mesin akan mengalami knocking atau yang biasa disebut ngelitik.
Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak mengatakan, menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan oktan yang dibutuhkan oleh mesin akan menyebabkan pembakaran di jantung pacu tidak sempurna.
Baca juga: Operasi Patuh 2020, Berikut Jenis Pelanggaran dan Besaran Denda Tilang
“Seperti contoh seharusnya mobil menggunakan oktan yang 92, tetapi menggunakan bahan bakar yang oktannya 88, itu akan membuat pembakaran di ruang mesin jadi tidak sempurna,” ujarnya kepada Kompas.com belum lama ini.
Suparna menambahkan, saat kendaraan meminum bensin yang tidak sesuai maka proses pembakaran tidak terjadi pada posisi yang seharusnya.
Kondisi itulah yang membuat piston tidak bisa bekerja maksimal hingga akhirnya menyebabkan suara ngelitik atau knocking.
“Menggunakan bahan bakar oktan lebih rendah akan membuat mesin bekerja dobel atau lebih berat. Itulah yang menyebabkan ngelitik dan bisa menimbulkan kerak karena pembakaran yang tidak sempurna,” ucapnya.
Baca juga: Pengguna Kendaraan di Jateng Diimbau Tak Bepergian ke Zona Merah
Pada kesempatan berbeda, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, gejala mesin ngelitik atau knocking biasanya dirasakan saat akselerasi.
“Terdengarnya seperti suara ketukan atau knocking saat mobil berakselerasi, kayak ngeretek begitulah,” kata Didi.
Hal ini disebabkan, Didi mengatakan, oleh beberapa hal salah satunya adalah penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai.
“Bisa disebabkan karena mobil menggunakan bahan bakar yang oktannya rendah atau tidak sesuai,” katanya.
Jika penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai berlangsung lama, bukan tidak mungkin akan menyebabkan timbulkan kerak pada ruang mesin.
“Kondisi tersebut bisa juga sebagai pertanda timbulkan kerak di ruang mesin, karena penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai itu. Sehingga, menyebabkan ruang mesin menjadi kotor,” ujarnya.
Baca juga: Bensin Campur Kapur Barus Bisa Dongkrak Oktan, Mitos atau Fakta?
Kondisi tersebut, kata Didi, memang belum termasuk berbahaya atau parah. Akan tetapi, jika mobil sudah menunjukkan gejala ngelitik tetapi tidak segera ditangani bisa saja mengakibatkan kerusakan komponen mesin.
“Ya lama-kelamaan juga bisa menyebabkan kerusakan pada komponen lainnya,” ucap Didi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.