JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan teknologi produksi di era modern semakin canggih. Sekarang, sudah ada alat cetak yang bisa menghasilkan apa pun dengan bentuk tiga dimensi alias 3D printing.
Di luar negeri, 3D printing ini juga mulai dimanfaatkan di dunia otomotif. Beberapa bengkel motor custom sudah membuktikannya dengan menciptakan komponen menggunakan teknologi 3D printing untuk motor custom.
Baca juga: Komponen Sepeda Motor Apa Saja yang Bisa Dibuat dengan 3D Printing?
Namun, 3D printing juga memiliki plus dan minus atau kelebihan dan kekurangan. Patrick Christopher Panggabean dari Tridiku, spesialis 3D printing yang berlokasi di Surabaya, mengatakan, belum yakin 3D printing akan menjadi tren di Indonesia.
"Kalau buat aksesori saya yakin ke depannya akan tambah banyak. Sebab, bisa custom, jadi kalau mau detailnya aneh-aneh itu bisa pakai 3D Printing," ujar Patrick, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Patrick menambahkan, 3D printing memiliki dua kelemahan, yaitu biayanya cukup mahal dan pengerjaannya lama. 3d printing itu biasanya hitungan harganya per gram.
Baca juga: Teknologi 3D Printing Bisa Jadi Tren di Dunia Motor Custom?
"Biaya mencetaknya bisa berbeda-beda. Tapi, untuk biaya materialnya itu yang paling murah berkisar Rp 100 per gram. Kalau material yang umum dipakai, harganya berkisar Rp 170 sampai Rp 250 per gram," kata Patrick.
Andi Akbar, builder Katros Garage yang akrab disapa Atenx tersebut, mengatakan, dirinya juga belum melihat tren 3D printing dalam dunia motor custom di Indonesia.
"3D printing itu alat cetaknya murah, tapi software-nya agak susah. 3D printing itu alatnya juga tidak terlalu mahal, ada yang Rp 10 juta, Rp 7 juta, atau Rp 3 juta. Tapi, hasilnya belum tahu seperti apa kualitasnya," ujar Atenx.
Atenx menambahkan, 3D printing salah satu kekurangannya adalah lama pengerjaannya yang sangat memakan waktu. Membuat satu komponen berukuran kecil bisa memakan waktu berjam-jam dalam mencetaknya.
"Untuk motor custom, harusnya bisa memanfaatkan 3D printing yang memang mengerjakan barangnya satuan. Namun, kembali lagi ke biaya produksinya," kata Atenx.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.