Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Transportasi Umum Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 22/08/2020, 10:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam rangka pemulihan ekonomi, pemerintah diminta untuk memperbaiki kualitas transportasi umum. Namun peningkatan layanan transportasi harus mengutamakan protokol kesehatan karena pandemi belum berakhir.

Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata, mengatakan, pemerintah harus memberikan pelayanan transportasi yang baik guna menunjang mobilitas masyarakat selama pandemi.

“Caranya dengan peningkatan frekuensi dan kapasitas angkutan umum untuk mengurangi kepadatan penumpang,” ujar Djoko, dalam keterangan tertulis (20/8/2020).

Baca juga: Baru Meluncur, Innova TRD Sportivo Diguyur Diskon Puluhan Juta Rupiah

Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Panjang (PSBB) sekaligus sebagai masa transisi menuju tatanan normal baru, dengan salah satu kebijakannya tetap mempertahankan kuota 50 persen untuk kapasitas kendaraan pribadi dan transportasi massal. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Panjang (PSBB) sekaligus sebagai masa transisi menuju tatanan normal baru, dengan salah satu kebijakannya tetap mempertahankan kuota 50 persen untuk kapasitas kendaraan pribadi dan transportasi massal. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.

“Operator angkutan umum diminta untuk menggunakan sistem penghitungan penumpang, terutama pada kereta komuter dan pinggiran kota, untuk mengelola kapasitas,” katanya.

Agar sebaran penumpang lebih merata, Djoko punya ide agar pemerintah bisa memberikan insentif untuk perjalanan di luar jam sibuk.

Cara ini dipercaya dapat mendistribusikan kepadatan, sehingga pengguna transportasi umum tidak terkonsentrasi pada pagi dan sore hari.

Baca juga: Ada Cuti Bersama, Hari ini Ganjil Genap Tidak Berlaku

Bus transjakarta melintas di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). Jumlah pengguna transjakarta telah menembus 1 juta penumpang per hari. Jumlah penumpang sebanyak 1.006.579 orang tercatat pada Selasa (4/2/2020).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Bus transjakarta melintas di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). Jumlah pengguna transjakarta telah menembus 1 juta penumpang per hari. Jumlah penumpang sebanyak 1.006.579 orang tercatat pada Selasa (4/2/2020).

Djoko menambahkan, langkah memberikan insentif merupakan cara untuk menghadapi kerugian finansial yang ditimbulkan oleh penurunan penumpang yang kemungkinan akan bertahan selama beberapa tahun ke depan.

Dengan mengalihkan permintaan dari masa puncak, beban peak hours bisa berkurang sehingga memungkinkan jarak fisik, sekaligus membuat transportasi umum menjadi lebih nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau