JAKARTA, KOMPAS.com - Chery tak menampik bahwa pasar mobil hibrida, khususnya Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), merupakan segmen yang menarik di Indonesia.
Namun, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia (CSI) Rifkie Setiawan menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam memutuskan untuk membawa mobil PHEV ke Tanah Air.
Baca juga: Tarif Resmi Bikin SIM B per November 2024
"Pertimbangan kami tergantung pada kondisi pasar," kata Rifkie saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.
"Kami lihat orang memang ada yang pertimbangkan itu atau tidak. Orang butuh mobil bisa mengakomodir kegiatan dia harian dan tahunan tanpa harus repot. Ini tidak ada masalah," ujarnya.
Rifkie menambahkan bahwa membawa produk baru memerlukan banyak pertimbangan, terutama ketika model tersebut menggunakan teknologi terbaru.
"Produk harus berdasarkan survei; artinya, pasar harus ada. Banyak asumsi mungkin muncul, tetapi jika dilihat dari data, penjualan harus mengikuti perilaku konsumen," jelasnya.
Baca juga: Tarif Resmi Bikin SIM C per November 2024
Dia juga mencatat bahwa salah satu hambatan dalam pemasaran mobil PHEV adalah harga, yang dapat dilihat dari beberapa merek lain yang sudah memasarkan mobil tersebut.
"Di Indonesia, jika melihat perilaku konsumen, seharusnya segmen ini menjanjikan. Namun, syarat utamanya adalah harga yang kompetitif dan insentif dari pemerintah," kata Rifkie.
"Kita tahu bahwa beberapa merek yang sudah masuk pasar memiliki harga yang cukup tinggi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.