Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duel "Ayam Jago" Suzuki-Honda di Pasar Motor Bekas

Kompas.com - 05/12/2017, 15:23 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Berbicara mengenai motor bebek dengan kemudi setang jepit yang dipasarkan di Indonesia, maka Suzuki Satria F150 dan Honda Sonic 150R merupakan dua produk yang patut disandingkan untuk dibahas. Istilah lain dari jenis motor ini adalah "ayam jago" atau "ayago".

Diukur dari kapasitas mesin yang disematkan, Sonic lebih unggul dengan kubikasi 149,16 cc. Sementara Satria hanya 147,3 cc. Namun mengenai tenaga dan torsi yang dihasilkan dari kedua motor tersebut saling beradu. Satria sanggup mengeluarkan tenaga maksimal 16 tk atau setara 15,7 tk pada putaran mesin 9.500 rpm. Sementara Sonic diputaran 9.000 rpm. Pada torsi puncaknya, Satria lebih kecil, yakni 12,7 Nm @8.500 rpm dibandingkan Sonic di angka 13,5 Nm @6.500 rpm.

Berdasarkan data tersebut, akselerasi Sonic lebih responsif karena torsi besar dapat dicapai pada rpm lebih rendah daripada Satria. Namun bobot Sonic lebih berat, yakni 114 Kg, sementara Satria hanya 95 Kg membuat keduanya dapat dikatakan seimbang.

Jika menelisik soal penjualannya di pasar motor bekas, apakah Satria tetap lebih unggul?

Baca juga : Kelebihan Mesin All New Satria F 150

Lima pilihan warna baru Suzuki Satria F150 2017.Suzuki Indomobil Sales (SIS) Lima pilihan warna baru Suzuki Satria F150 2017.

Muhammad, pedagang motor bekas "Gapura Motor" yang ada di bilangan Condet Jakarta Timur mengatakan, peminat Satria sejak beberapa waktu belakangan masih cukup tinggi. Jika dihadapkan pada dua pilihan produk tersebut, pedagang saat ini lebih memilih Satria. Sebab, sirkulasi jual-beli motor tersebut cukup cepat.

"Kalau penjualan lebih banyak (peminat) Satria, penggemar Satria lebih banyak," kata Muhammad saat ditemui KompasOtomotif, Minggu (3/12/2017).

Sementara itu, Zaki dari "Bachmid Motor", penjual motor bekas yang juga berlokasi di bilangan Condet mengatakan hal serupa. Menurut Zaki, calon pembelinya lebih banyak yang bertanya stok unit Satria daripada Sonic.

"Kalau dibandingin Sonic dengan Satria, misalnya Sonic sekitar dua minggu bisa terjual, tapi Satria cuma seminggu sudah laku," kata Zaki.

Baca juga : Honda Sonic 150 R Makin Agresif

Zaki berpendapat, Satria F150 lebih dulu hadir di kelas 150 Cc daripada Sonic 150R. Sehingga, masyarakat lebih akrab dengan merek tersebut. Hal ini lah, yang menjadi salah satu alasan peminat Satria lebih tinggi daripada Sonic.

"Mungkin Satria lebih pelopor kali ya, makanya lebih laku," kata Zaki.

Honda New Sonic 150 R difoto saat uji berkendara di halaman Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (14/9/2015).KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Honda New Sonic 150 R difoto saat uji berkendara di halaman Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (14/9/2015).
Kembali melihat sejarahnya, sebenarnya Sonic sudah lebih duluan mewarnai dunia otomotif nasional. Sekitar 2001, Astra Honda Motor (AHM) mendatangkan Honda Nova Sonic dari Thailand. Kapasitas mesinnya saat itu 125 Cc. Di sisi lain, Suzuki masih membekali Satria dengan mesin 2-tak dengan kapasitas mesin 120 Cc tanpa setang jepit, alias seperti motor bebek pada umumnya.

Beberapa waktu berselang, Suzuki mengubah Satria dengan image baru dan terus dikembangkan hingga saat ini. Sementara Honda meluncurkan Sonic berkapasitas 150 Cc dikisaran tahun 2015.

Adapun saat ini harga unit bekas kedua motor tersebut hampir sama. Keduanya berada di kisaran harga Rp 15,5 juta untuk motor keluaran tahun 2016.

 Baca juga : Satria, Sonic, dan MX King di Lintasan Balap, Siapa Menang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com