JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini, kecelakaan melibatkan Mitsubishi Pajero Sport akibat aquaplaning terjadi di Tol Cijago. Mobil berwarna putih tersebut mengalami kerusakan di bagian depan dan belakang setelah hilang kendali dan menabrak pembatas jalan.
Aquaplaning dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genangan air yang dalam, kondisi ban, dan tekanan udara ban. Namun, ada faktor lain yang meningkatkan risiko aquaplaning, yaitu lebar tapak ban.
Fisa Rizqiano, Deputy Head OE Sales Bridgestone, menjelaskan bahwa semakin lebar tapak ban, semakin besar risiko terjadinya aquaplaning.
Baca juga: Update Harga Hatchback Bekas Januari 2025, Jazz mulai Rp 55 Jutaan
"Ban yang lebih lebar memiliki bidang kontak yang lebih luas dengan jalan. Meskipun dapat meningkatkan cengkeraman dalam kondisi kering, hal ini juga dapat menyebabkan effort yang lebih besar dalam memindahkan air pada permukaan basah," kata Fisa kepada Kompas.com, Senin (6/1/2025).
Fisa menjelaskan, permukaan ban lebih besar dapat memerangkap lebih banyak air di bawah ban. Sehingga kemungkinan aquaplaning lebih besar dibanding ban yang lebih kecil tapaknya.
Baca juga: Batas Kecepatan Aman Agar Mobil Terhindar dari Aquaplaning
"Selain itu saat ban berputar di permukaan basah, dia harus mendorong (mengibas) air agar tidak menghalangi. Ban yang lebih lebar menciptakan tekanan air lebih tinggi di bawahnya, dapat menyebabkan air tidak dapat keluar dengan cukup cepat, sehingga ban kehilangan kontak dengan jalan," kata Fisa.
Makanya, biar mengurangi risiko aquaplaning, pastikan ban memiliki kedalaman tapak yang memadai. Pastikan tekanan ban tepat atau sesuai rekomendasi pabrikan dan menyesuaikan cara mengemudi ketika di jalanan basah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.