JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh produk kendaraan bermotor yang sudah dipasarkan secara resmi tentu sudah melalui uji kelayakan ketat supaya aman digunakan masyarakat. Tidak terkecuali, mobil listrik berbasis baterai.
Terlebih, baterai merupakan salah satu komponen pada kendaraan dengan arus listrik tegangan tinggi alias high voltage sehingga pengawasannya lebih diperhatikan.
Hal itu terbukti dari simulasi pembakaran satu baterai lithium ion sepeda motor listrik yang dilakukan oleh PT Farmindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) di gelaran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 pekan lalu.
Baca juga: Bahaya Asap Tebal di Jalanan, Jangan Asal Tancap Gas
Meskipun sudah disulut api secara langsung, baterai baru terbakar 1-3 menit setelahnya. Lantas, kira-kira dalam aktivitas harian, kasus seperti apa yang menyebabkan baterai pada mobil listrik bisa terbakar?
"Bisa dilihat bahwa sebenarnya keamanan baterai pada kendaraan listrik itu sangatlah ketat. Jadi, umumnya baterai bukan suatu komponen yang rentan terbakar atau meledak pada kendaraan listrik," kata CEO FAST Willy Hadiwijaya kepada Kompas.com di sela-sela acara.
"Pada kasus mobil, kondisi yang memungkinkan baterai dapat terbakar, berdasarkan kejadian-kejadian di luar, karena tabrakan keras," lanjut dia.
Tabrakan dimaksud juga bukan sembarangan, tetapi insiden yang sangat parah hingga membuat bagian baterai terkena efeknya. Sebab posisi baterai di mobil listrik ada pada bagian bawah tengah yang tertutup.
Baca juga: Desain Wuling Binggo Sudah Terdaftar di Indonesia
Artinya, apabila tabrakan hanya menggores sedikit bagian pada bodi dari mobil listrik atau bahkan sampai merusak bemper maupun belakangnya, tidak lantas membuat baterai langsung terbakar.
"Tetapi kalau bicara salah satu sel-nya rusak, bisa jadi. Itu harus dicek ke dilernya," kata Willy.
Kondisi lainnya yang berpotensi membuat baterai pada kendaraan listrik terbakar ialah overcharge. Di mana, pemilik terlalu lama mengisi daya baterai hingga pada akhirnya daya yang masuk berlebih.
"Sama seperti ponsel saja, lama kelamaan baterai kembung dan itu bisa saja meledak. Tetapi di mobil, ada yang namanya Battery Management System (BMS) guna menekan potensi tersebut," ucapnya.
Baca juga: Jarak Tempuh Mobil Listrik di Indonesia, Ada yang Tembus 770 Km
Sementara soal kendaraan listrik yang terlalu sering diparkir di luar ruangan dan terkena panas, sebenarnya sangat kecil berpotensi untuk membuat baterai meledak atau terbakar.
Namun tentu saja, tindakan dimaksud bisa berdampak terhadap kondisi baterai seperti usia pakai yang lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.