Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ban Depan Mobil Lebih Cepat Botak Dibanding Bagian Belakang

Kompas.com - 18/02/2022, 13:12 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban merupakan salah satu komponen vital pada mobil yang menunjang kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Sebab ban jadi satu-satunya yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan saat berjalan.

Akan ada masanya ban mengalami keausan atau botak pada alur permukaannya. Jika alur permukaan ban sudah aus, maka daya cengkeramnya terhadap permukaan jalan akan berkurang. Tentu hal ini akan memperbesar risiko ban selip.

Baca juga: Penjelasan MGPA soal Aspal yang Terkelupas di Sirkuit Mandalika

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan ban bisa aus. Di antaranya adalah sikap pengemudi dalam menyetir, tekanan udara dalam ban, beban muatan dalam kendaraan, juga kondisi kaki-kaki mobil.

Dari kasus ban aus, banyak ditemukan ban depan akan lebih cepat aus daripada ban bagian belakang. Bagaimana penjelasan mengenai kejdaina ini?

Sebelum road trip, pastikan seluruh aspek kendaraan berada dalam kondisi prima, termasuk ban mobil.                    Bridgestone Sebelum road trip, pastikan seluruh aspek kendaraan berada dalam kondisi prima, termasuk ban mobil.

Didi Ahadi selaku Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, ban depan memiliki beban kerja yang lebih berat sehingga wajar jika memiliki risiko aus lebih cepat. Apalagi jika mobil tersebut menganut sistem penggerak roda depan (FWD).

Baca juga: Viral, Video Emak-emak Nekat Terobos Jalan Cor yang Masih Basah

“Biasanya kalau penggerak roda depan ban depan (lebih cepat habis) hal ini karena selain menarik juga untuk belok dan juga tergantung cara berkendara,” kata Didi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Hal serupa juga dikatakan oleh Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk. Ia menuturkan bahwa ban depan bekerja lebih berat dibandingkan dengan ban belakang.

Ban depan lebih cepat aus karena sebagai pengarah dari laju kendaraan. Selain itu, waktu pengereman, ban depan lebih berat kerjanya, bobot kendaraan juga sebagian besar ke arah depan,” ungkap Zulpata.

Ilustrasi ban mobil.Dok. Shutterstock Ilustrasi ban mobil.

Ia juga menuturkan, sikap pengemudi yang ugal-ugalan seperti sering mengerem mendadak atau menikung dengan cepat juga berpengaruh terhadap kecepatan tingkat aus ban depan.

Baca juga: Toyota Voxy Terbaru Sudah Bisa Dipesan, Tanda Jadi Rp 15 Juta

Oleh karena itu, perlu dilakukan rotasi posisi ban depan dan belakang agar keausan ban merata dan usia pakai ban bisa lebih lama. Disarankan untuk merotasi ban minimal tiap menempuh jarak 10.000 km sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com