Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurus Terhindar dari Kecelakaan di Jalan, Banyak yang Belum Paham

Kompas.com - 14/09/2020, 11:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar dari video yang belum lama viral tentang kecelakaan Toyota Alphard dan Daihatsu Xenia terjadi di Tol Lingkar Luar Jakarta, pengemudi sebaiknya lebih memperhatikan tentang kecepatan dan jarak pengereman.

Sebab, salah satu penyebab kecelakaan mobil atau sepeda motor yang kerap terjadi di jalan adalah kecepatan yang sulit dikendalikan. Padahal, di setiap jalan sudah ditentukan kecepatan maksimal yang seharusnya dipatuhi.

Mengemudikan kendaraan terlalu cepat, semakin mempertinggi risiko terjadinya kecelakaan. Pasalnya semakin cepat kendaraan dipacu, jarak pengereman semakin jauh, belum lagi jika ditambah dengan kondisi jalan yang licin. Sehingga semakin kecil kemungkinan bisa menghindari objek tabrak.

Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2020, Quartararo Lengser, Dovizioso Teratas

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, jarak pengereman ditentukan oleh banyak faktor.

1. Kondisi permukaan jalan, entah itu jalan dalam kondisi besar atau kering.

2. Kondisi ban. Semakin ban botak atau tidak sempurna kembangan membuat lebih rendah gesekannya.

3. Jenis rem yang digunakan.

“Antara mobil satu dan mobil lainnya, memiliki sistem pengereman atau jenis rem yang berbeda, ini akan ikut memengaruhi jarak pengereman pula,” ujar Jusri bebeberapa waktu lalu saat dihubungi Kompas.com.

4. Bobot kendaraan, mobil atau sepeda motor.

5. Cuaca.

6. Waktu pengereman.

7. Lokasi pengereman.

“Ini hitung berdasarkan tingkat ketinggian daratan dari permukaan laut. Di mana melakukan pengereman di daerah puncak dengan di Jakarta akan berbeda, karena pengaruh dari gaya gravitasi,” kata Jusri.

Baca juga: Detik-detik Podium Valentino Rossi Dicuri Joan Mir di Lap Terakhir

Jusri melanjutkan, jarak pengereman juga ditentukan oleh waktu reaksi, di mana terdiri dari dua jenis, reaksi manusia (1 detik) dan mekanik atau sistem rem (0,5 detik) yang jika dibulatkan dalam dunia safety menjadi total 2 detik.

Kondisi ini juga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

1. Usia, di mana semakin tua usiannya (di atas 5 tahun) maka akan lebih lama waktu reaksinya.

2. Kondisi fisik pengemudi.

3. Ditentukan oleh gangguan mental, di pekerjaan atau rumah tangga.

4. Pengaruh obat alkohol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
hahaha,, gokil,, semakin kencang yg terdeteksi covid semakin baik terus rem mendadak,, , membalas komentar imeth : kalo soal rem, tanyakan pd anis deh...


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Negara-negara Eropa Menyesal Beli Jet Tempur F-35 AS, Apa Alasannya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau