Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2020, 13:41 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mengejar pesanan 500 unit yang diminta Kementerian Pertahanan (Kemhna), PT Pindad (Persero) sudah mulai menjalankan proses produksi kendaraan taktis (rantis) Maung.

Menariknya, dalam proses penggarapan Maung, Pindad juga melibatkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di lingkungan sekitarnya. Kondisi ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan penggunaan komponen lokal atau Tingkat Kandungan Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Karena Pindad merupakan industri hilir, jadi dalam proses produksi Maung serta kendaraan militer lainnya kami juga melibatkan ekosistem yang ada disekitar, karena kami juga memiliki kewajiban untuk membina industri UMKM yang ada di lingkungan kami," kata Vice President Inovasi PT Pindad Windhu Paramarta, kepada Kompas.com, Kamis (23/7/2020).

Baca juga: Rasanya Geber Rantis Maung Pindad

Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.

Lebih lanjut Windhu menjelaskan bila di area Pindad, ada banyak UMKM yang sudah sejak dulu ikut mendukung Pindad dalam hal produksi.

Kebanyakan bidang usahanya lebih ke bengkel besi, serta mengolah bahan baku menjadi komponen-komponen pendukung.

Contohnya seperti pengerjaan braket yang dibutuhkan untuk lampu dan lainnya. Selain itu juga untuk komponen towing serta overfender yang semua rata-rata dikerjakan oleh UMKM.

"Dengan demikian, industri UMKM di sekitar Pindad bisa kami bisa dan menghidupkan sektor ekonomi mereka juga. Kami juga terbuka untuk industri yang memang sudah lama berkecimpung di dunia otomotif, initinya kami akan libatkan juga untuk mendukung Maung ini," ucap Windhu.

Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.

Baca juga: Cikal Bakal Maung Pindad, Berawal dari Bima M-31

Sementara ketika ditanya soal kandungan lokal pada Maung sendiri, menurut Windhu secara garis besar sudah cukup tinggi. Apalagi memang bila melihat dari rata-rata materialnya dibuat sendiri layaknya custom.

"Kalau kami tarik secara keseluruhan, di luar dari mesin dan transmisi ya, itu sudah mendekati 50 persenan. Tuntutan untuk industri itu kan sekitar 40 persen, tapi kami terus mengejar hingga bisa 50 persen," ujar Windhu.

Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.

"Memang ada misi tersendiri untuk Pindad dari Kemham dan BUMN yang mengharuskan Pindad sebagai industri yang leading di militer untuk menghidupkan kembali ekosistem industri yang ada disekitarnya, apalagi kondisinya juga sedang Covid-19 juga," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com