JAKARTA, KOMPAS.com – Melonjaknya harga bahan baku, membuat pabrikan baterai CATL, berencana memproduksi baterai baru berjenis natrium-ion mulai 2023.
Baterai natrium-ion disebut-sebut tidak mengandung lithium, kobalt, atau nikel. Meski begitu, CATL juga belum merinci komposisi dari baterai terbarunya.
Namun yang pasti, saat ini produsen baterai tengah mencari energi alternatif dari bahan baku utama yang tersedia sekarang, yakni nikel-kobalt-aluminium (NCA), nikel-kobalt-mangan (NCM) dan lithium iron phosphate (LFP).
Baca juga: Adu Interior Pajero Sport dan Toyota Fortuner, Siapa yang Lebih Mewah?
Selain natrium-ion, CATL rencananya juga bakal meluncurkan paket baterai yang mengintegrasikan baterai sodium-ion dan lithium-ion.
“Kepadatan energi baterai natrium-ion baru masih lebih rendah daripada baterai LFP,” ujar Huang Qisen, Deputy Head of CATL Research Center, dikutip dari Nikkei (4/8/2021).
Dia juga mengklaim, baterai terbarunya memiliki kinerja yang baik saat cuaca dingin dan memiliki daya pengisian yang lebih cepat.
Baca juga: Bulan Terakhir PPnBM 0 Persen, Ini Harga Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross per Agustus 2021
Seperti diketahui, baterai natrium-ion memang punya karakteristik siklus pengisian yang lebih banyak dibandingkan lithium-ion. Oleh sebab itu, baterai jenis ini bisa mendapat aliran energi listrik yang lebih cepat.
Sebagai informasi, CATL tengah bersaing dengan Panasonic Corp Jepang dan LG Chem Korea Selatan, untuk menjadi penyedia baterai mobil listrik nomor satu di dunia.
CATL juga sedang mengembangkan teknologi lain yang mengintegrasikan sel baterai langsung ke rangka kendaraan listrik untuk memperluas jangkauan mengemudinya.
Saat ini sejumlah produsen otomotif sudah memanfaatkan baterai dari CATL, seperti Tesla Inc, Volkswagen AG, hingga Geely.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.