JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), menyatakan telah mempelajari proposal Non-Disclosure Agreement (NDA) dari Tesla Inc yang telah diterima oleh pemerintah Indonesia.
"Proposal Tesla sudah diterima kemarin (4/2/2021) pagi dan sudah dipelajari secara internal. Namun terkait isinya belum dapat dibuka karena dari pihak mereka juga sangat strict," ucap Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto, dalam keterangan resminya, Jumat (5/2/2021).
Lebih lanjut Seto mengatakan, bila kerja sama lain bersama Tesla adalah di bidang Energy Storage System (ESS) yang merupakan sistem penyimpanan energi dengan daya besar.
Baca juga: 50 Persen Konsumen Indonesia Ingin Punya Mobil Listrik
Menurut Seto, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan renawable energy, sehingga kerja sama tersebut juga diharapkan memberikan manfaat yang maksimal.
Sedangkan terkait dengan LG dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), menurut Seto hingga saat ini masih dalam tahapan negosiasi. Namun demikian, pada 2024 nanti, CATL direncanakan bakal memulai pembangunan baterai cell, sedangkan LG sudah ada MoU dengan BKPM.
Lebih lanjut Seto mengungkapkan antusiasme bekerja sama dengan Tesla, CATL, dan LG, yang diklaim termasuk sebagai pemain terbaik di dunia.
Kolaborasi tersebut, diharapkan bisa memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain di industri electric vehicle (EV) maupun lithium battery.
Baca juga: Pekan Depan, Pemerintah RI dan Tesla Bahas Rencana Investasi
"Saya pikir kalau kita ada investasi dari CATL, investasi dari LG yang adalah produsen lithium battery, plus ditambah dengan Tesla dengan mobil listriknya. Kita sebagai anak bangsa bisa banyak belajar, karena salah satu yang kita minta adalah transfer teknologi," kata Seto.
Sementara terkait kerja sama dalam industri EV serta lithium battery, Seto mengungkapkan tujuannya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Indonesia, bukan hanya sebagai pemasok bahan baku.
Bahkan Seto menegaskan, bila ketiganya hanya akan fokus mengambil bahan baku, Indonesia tidak akan tertarik. Tapi dipastikan, jalinan kerja samanya akan lebih dari itu.
"Kalau hanya bahan baku, kita tidak tertarik. Detailnya yang lain kita belum bisa disclose, tapi ini beyond dari sekadar hanya ambil bahan baku," kata Seto.
Baca juga: Skenario BPPT Percepat Pertumbuhan EV Dalam Negeri
Pemerintah dikabarkan akan melanjutkan tahapan negosiasi dengan Tesla yang juga sekaligus melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Inalum dan Antam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.