JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan adanya libur akhir pekan yang panjang alias long weekend, tak sedikit pencinta roda dua yang melakukan perjalanan jarak jauh atau touring.
Sebagian pengendara ada yang memilih untuk melakukan touring seorang diri, sebagian lagi ada yang melakukannya secara berkelompok.
Baca juga: Tips Touring Pakai Sepeda Motor di Tengah Pandemi ala Komunitas
Perlu diingat, saat touring menggunakan sepeda motor, hak dan kewajiban ketika menggunakan jalan umum perlu diperhatikan.
Tidak ada alasan untuk mengedepankan ego pribadi, arogansi, dan merugikan pengguna jalan lain.
Ludhy Kusuma, Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora (DAM), mengatakan, melakukan perjalanan jarak jauh secara berkelompok wajib memperhatikan etika dalam berkendara agar tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengendara lain.
"Pertama, wajib memerhatikan penggunaan lampu hazard kapan harus digunakan ketika berkendara secara berkelompok," ujar Ludhy, dalam keterangan resminya.
Baca juga: Pahami Safety Riding Sebelum Touring
Sesuai dengan UU No. 22 tahun 2009 dan Norma Safety, lampu hazard hanya digunakan dalam situasi darurat dan kondisi berbahaya.
“Tidak diperbolehkan digunakan pada kesempatan lain, seperti konvoi atau bergerak lurus di perempatan jalan,” kata Ludhy.
Ludhy mengatakan, poin kedua yaitu jangan sampai mengganggu pengguna jalan lain dan berkendaralah dengan sopan dan sesuai aturan.
Baca juga: Touring Motor di Akhir Tahun, Jangan Lupakan Hal Ini
Bahkan, untuk touring dengan tidak didampingi pihak yang memiliki kewenangan diskresi, para bikers tidak diperbolehkan menghalangi kendaraan lain agar bisa lewat.
"Apabila terdapat lampu lalu lintas dengan kondisi lampu merah menyala, maka sebagai pengendara yang baik kita harus tetap mematuhi peraturan lalu lintas dengan cara berhenti dan tidak menerobos lampu merah walaupun kita berkelompok ataupun menggunakan motor dengan jenis apapun," ujar Ludhy.
Pahami tata cara konvoi saat touring dengan memiliki Group Riding Officers, seperti Road Captain (RC) dan Safety Officers (Blockers, Mid Officers, dan Sweeper). Jadi, setiap peserta tugas masing-masing dalam memastikan kegiatan touring yang tetap aman bagi kelompok ataupun bagi pengendara yang lain.
Baca juga: Touring Naik Motor, yang Dibonceng Jangan Tidur
"Ketiga, menyelenggarakan Pre-Convoy Meeting, wajib dihadiri oleh seluruh peserta touring demi memastikan semua peserta riding memahami dan mampu melakukan signal communication, tertib berlalu lintas, tidak arogan, tidak eksklusif, dan tidak saling menyalip," kata Ludhy.
Keempat, menurut Ludhy, pastikan tidak membawa beban yang berlebih karena bisa mempengaruhi keseimbangan dan menurunkan kualitas kendali sepeda motor.
“Jika ada pengendara mengantuk ketika berkendara, sebaiknya berhenti dan beristirahat sejenak,” ujar Ludhy.
Baca juga: Pilihan Skutik Premium Bermesin Besar yang Cocok Untuk Touring
Kelima, saat konvoi dalam rombongan jumlah besar, misalnya lebih dari 100 motor, dengan alasan keselamatan dan kenyamanan bagi anggota konvoi dan pengguna jalan lainnya, maka setiap grup idealnya tidak melebihi 20 motor.
Sebelum melakukan touring dengan jarak jauh, Ludhy mengingatkan untuk selalu melakukan pemanasan tubuh ringan agar membuat tubuh menjadi lebih rileks dan memiliki respons yang baik apabila ada suatu potensi bahaya di jalan raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.