JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah mulai dipasarkan dan menyebar luas di jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) milik Pertamina, namun konsumsi Biosolar 30 alias B30, mengundang ragam kritik.
Banyak keluhan dari penggunanya, terutama pemilik mobil dengan mesin diesel dan juga pengusaha logistik atau transportasi. Mulai dari suara mesin yang kasar, tarikan lemot, engine chek menyala, usia filter, bahkan sampai B30 yang menjadi gel.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Bioenergi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Andriah Feby Misna, menjelasakan bila penerapan B30 sudah melaui proses uji coba yang cukup panjang.
Baca juga: Usai Biodiesel B30, Mitsubishi Fuso Akan Penuhi B40
"Masalah itu harusnya tidak terjadi, karena Biodiesel untuk camputan B30 secara spesifikasi jauh lebih bagus dari B20. Namun bila memang sampai ada kejadian harus melalui rangkaian penelitian lebih dulu," ucap Feby saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2020).
Lebih lanjut Feby kembali menjelaskan, bila pengujuan B30 dilakukan dengan ragam metode, termasuk uji jalan dengna jarak tempuh mencapai 50 ribu kilometer khusus untuk mobil penumpang.
Baca juga: Ragam Masalah Biosolar B30, dari Usia Filter Sampai Jadi Gel
"Serangkaian uji komprehensif dan telah dilakukan untuk memastikan implementasinya tepat sasaran. Terkait dengan penumpukan di dalam filter mesin, dapat dikatakan bahwa kasus ini hanya berlaku untuk unit lama atau unit yang sudah lama menggunakan B0, jika dari awal sudah menggunakan B20 biasanya tidak ada masalah dan dapat dilanjutkan dengan penggunaan B30," lanjut dia.
Pada intinya, Faby mengatakan bila sebelumnya kendaraan sudah mengkonsumsi B20, dan berganti langsung ke B30 tidak akan ada masalah. Apalagi secara kadar mutu, B30 lebih tinggi dibandingkan B20.
"Peningkatan pencampuran Biodiesel dari B20 ke B30 pada dasarnya tidak akan menimbulkan tumpukan endapan karena sudah adanya peningkatan spesifikasi dari B20 (20 parameter) ke B30 (24 parameter), dimana kadar monogliserida dan air telah diperkecil," ujar Faby.
Baca juga: Harga Biosolar B30 Disubsidi, Hanya Rp 5.150 per Liter
Tak hanya itu saja, berdasarkan paramater hasil pengujian yang dilakukan untuk gas buas, B30 juga lebih rendah berkisar 0,1 - 0,2 g/km terhadap ambang batas (1,5 g/km) dan emisi THC mengalami penurunan sampai 46 persen dan kenaikan sampai dengan 9.9 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.