Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan ESDM soal Keluhanan Biosolar B30

Kompas.com - 13/02/2020, 16:41 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah mulai dipasarkan dan menyebar luas di jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) milik Pertamina, namun konsumsi Biosolar 30 alias B30, mengundang ragam kritik.

Banyak keluhan dari penggunanya, terutama pemilik mobil dengan mesin diesel dan juga pengusaha logistik atau transportasi. Mulai dari suara mesin yang kasar, tarikan lemot, engine chek menyala, usia filter, bahkan sampai B30 yang menjadi gel.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Bioenergi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Andriah Feby Misna, menjelasakan bila penerapan B30 sudah melaui proses uji coba yang cukup panjang.

Baca juga: Usai Biodiesel B30, Mitsubishi Fuso Akan Penuhi B40

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

BUKAN SABUN COLEK Selamat sore Sobat Energi! Bukan sabun colek bukan juga boy band. B30 sebentar lagi akan hadir di tengah-tengah Sobat dengan bahan bakar yang jauh lebih ramah lingkungan dan mampu memanfaatkan minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif. B30, campuran 30% biodiesel (FAME) dengan 70% bahan bakar minyak solar akan siap digunakan kendaraan Sobat pada Januari 2020 nanti. Setelah tahun lalu, 2019, B20 telah beredar di pasaran dan mampu menghemat devisa negara, tahun depan giliran B30. Pencampuran biodiesel (FAME) dapat menggantikan ketergantungan kita pada energi fosil yang dari hari ke hari kian menipis. Bahkan, impor BBM juga dapat ditekan dengan pemanfaatan bahan bakar nabati ini. Dukung terus ya Sobat! Apakah ada dari Sobat yang sudah pernah menggunakan B20 untuk kendaraannya sebelumnya? Sudah siap untuk lanjut ke B30? Jangan lupa tuliskan di kolom komentar di bawah ini ya Sobat! #KESDM #EnergiTerbarukanMenarik #MenujuB30 #Viral #FaktaData #AntiHoax

A post shared by Kementerian ESDM (@kesdm) on Dec 19, 2019 at 2:51am PST

 

"Masalah itu harusnya tidak terjadi, karena Biodiesel untuk camputan B30 secara spesifikasi jauh lebih bagus dari B20. Namun bila memang sampai ada kejadian harus melalui rangkaian penelitian lebih dulu," ucap Feby saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2020).

Lebih lanjut Feby kembali menjelaskan, bila pengujuan B30 dilakukan dengan ragam metode, termasuk uji jalan dengna jarak tempuh mencapai 50 ribu kilometer khusus untuk mobil penumpang.

Baca juga: Ragam Masalah Biosolar B30, dari Usia Filter Sampai Jadi Gel

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.Aprillio Akbar Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

"Serangkaian uji komprehensif dan telah dilakukan untuk memastikan implementasinya tepat sasaran. Terkait dengan penumpukan di dalam filter mesin, dapat dikatakan bahwa kasus ini hanya berlaku untuk unit lama atau unit yang sudah lama menggunakan B0, jika dari awal sudah menggunakan B20 biasanya tidak ada masalah dan dapat dilanjutkan dengan penggunaan B30," lanjut dia.

Pada intinya, Faby mengatakan bila sebelumnya kendaraan sudah mengkonsumsi B20, dan berganti langsung ke B30 tidak akan ada masalah. Apalagi secara kadar mutu, B30 lebih tinggi dibandingkan B20.

"Peningkatan pencampuran Biodiesel dari B20 ke B30 pada dasarnya tidak akan menimbulkan tumpukan endapan karena sudah adanya peningkatan spesifikasi dari B20 (20 parameter) ke B30 (24 parameter), dimana kadar monogliserida dan air telah diperkecil," ujar Faby.

Baca juga: Harga Biosolar B30 Disubsidi, Hanya Rp 5.150 per Liter

B30esdm.go.id B30

Tak hanya itu saja, berdasarkan paramater hasil pengujian yang dilakukan untuk gas buas, B30 juga lebih rendah berkisar 0,1 - 0,2 g/km terhadap ambang batas (1,5 g/km) dan emisi THC mengalami penurunan sampai 46 persen dan kenaikan sampai dengan 9.9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau