Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Masalah Biosolar B30, dari Usia Filter Sampai Jadi Gel

Kompas.com - 13/02/2020, 07:12 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAs.com - Meski diakui punya banyak kelebihan dibandingkan Biodiesl 20 persen atau B20, tapi penerapan B30 tak lepas dari masalah pro dan kontra. Terutama di kalangan pengguna kendaraan diesel, baik yang pribadi atau transportasi umum.

Contohnya seperti yang diutarakan Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Anthony Steven Hambali. Menurut dia, penerapan B30 sebenarnya tergantung dari putaran pengisian bahan bakar dari kendaraannya sendiri.

"Sejauh ini untuk unit-unit di PO kami memang belum ada masalah, tapi rekan-rekan lain kabarnya banyak yang mengalami masalah, seperti penyumbatan, durasi pergantian filter yang lebih cepat, dan lain sebagainya," kata Anthony saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Pakai Filter Tambahan, Mitsubishi Fuso Bisa Tenggak Solar B30

Lebih lanjut, Anthony menjelaskan bila penggunaan B30 pada bus-bus AKAP miliknya bergantung pada teknis masa pengisian bahan bakarnya sendiri.

Artinya, selama setelah diisi penuh dan digunakan berjalan sampai habis, sejauh ini tidak ada masalah.

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.Aprillio Akbar Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

Beda dengan halnya ketika setelah diisi namun penggunaan kendaraan justru jarang digunakan. Akibatya diakui memang menimbulkan pengendapan pada tangki bahan bakar.

"Kalau kita pakai sampai habis untuk operasional selama ini tidak ada pengendapan, karena sifatnya habis lalu isi lagi, beda mungkin dengan mobil pribadi yang dalam satu minggu hanya mengisi satu atau dua kali," ujar dia.

Sementara Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan, juga pernah mengatakan keragunan soal B30. Pasalnya sampai saat ini saja masalah atas sifar dasar biodisel yang bisa menjadi gel atau penggumpalan belum terselasaikan.

Baca juga: Pakai Biosolar B30, Jangan Kaget Isi Tangki Berubah Jadi Gel

Ilustrasi Filter SolarKompasOtomotif Ilustrasi Filter Solar

"Sekarang saja yang B20 masih suka bermasalah yaitu pada sifat bahan bakar yang menjadi gel (menggumpal). Sehingga, pada wilayah yang dingin, pengendara harus memanaskan dahulu supaya kembali mencair," kata dia belum lama ini.

"Belum lagi pergantian filter solar yang lebih cepat. Perlu diketahui, filter solar ada dua, masing-masing berharga Rp 300 ribuan. Injektor juga bisa bermasalah, ini harganya mencapai Rp 16 juta jika diganti. Makanya, kami perlu jaminan garansi kalau injektor aman sampai beberapa tahun," kata Sani.

Nada tersebut juga sempat keluar dari Sekertaris Umum Komunitas Panther Mania Felix Valentino. Dia menceritakan pernah mengalami kejadin yang lebih ekstrem, yakni B30 yang bertransformasi menjadi gel atau membeku ketika ketika touring di lokasi yang memiliki suhu udara dingin.

Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).

"Kejadian itu bisa terjadi di daerah yang tinggi, misal saat lagi touring ke Dieng di Jawa Tengah atau Bromo di Jawa Timur, pasti berubah jadi gel,” ujar Felix.

"Biasanya tergantung kita, berhenti berapa jam. Kalau berhenti semalaman, akan sulit distarter pas pagi hari. Kalau mau cepat, biasanya tangkinya kita siram saja pakai air panas, nanti lama-lama dia akan mencair sendiri," ucapnya.

Baca juga: Pakai Biosolar B30, Filter Bahan Bakar Lebih Cepat Ganti

Mengenai perubahan Biosolar B30 ke gel saat menemui udara dingin, dianggap hal yang wajar terjadi oleh Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Intitut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

"Karena masih bersifat lemak jenuh, otomatis temperatur rendah dia membeku. Contohnya seperti minyak kelapa yang ada di supermarket, warnanya menjadi putih karena ada di ruangan ber-AC," ucap Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com