JAKARTA, KOMPAS.com - Implementasi mandatori Biosolar 30 persen atau B30, menjadi babak baru tak hanya bagi pemerintah, tapi juga dunia otomotif. Khususnya bagi produsen yang menjajakan kendaraan bermesin diesel.
Beberapa agen pemegang merek (APM) sudah mulai melakukan ragam persiapan, bahkan sampai sudah ada yang melakukan pengujian mandiri. Contohnya seperti yang dilakukan PT Isuzu Astra motor Indonesia (IAMI).
Walau diklaim aman dan memiliki kualitas mutu yang lebih baik dari B20, tapi menurut General Marketing Division PT IAMI Attias Asril, tetap ada yang harus diperhatikan bila ingin mengkonsumsi B30.
Baca juga: Harga Biosolar B30 Disubsidi, Hanya Rp 5.150 per Liter
"Dari hasil pengetesan B30, mesin Isuzu pada dasarnya masih tetap berfungsi dengan baik. Tapi paling penting yang harus diperhatikan itu, pemilik kendaraan wajib melakukan perawatan berkala sesuai rekomendasi, seperti menganti filter sesuai buku servis tiap 10.000 km," kata Attias saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/2/2020).
Attias mengatakan meski secara produknya B30 diklaim lebih bagus dari B20, tapi tetap saja masih terdapat kandungan air yang cukup besar. Kondisi ini tentu menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri bagi pengguna disel, bukan hanya untuk Isuzu namun merek lainnya.
"Kami hanya berharap agar kandungan air dalam Solar B30 busa ditekan seminimal mungkin, karena memang masih cukup besar kandungan airnya," kata Attias.
Baca juga: Ragam Masalah Biosolar B30, dari Usia Filter Sampai Jadi Gel
Selain Isuzu, Mitsubisi dan Hino pun juga sampai melakukan penyesuaian pada produknya agar mampu menelang B30 dengan meminimalisir effek buruk yang bisa saja terjadi.
Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Duljatmono, menjelaskan bila berdasarkan hasil uji coba pada produk barunya tidak ada masalah, namun untuk beberapa produk harus dilakukan penyesuaian.
"Untuk Colt Diesel sudah enggak ada masalah, tapi untuk Fuso dan fighter memang butuh tambahan filter, makanya saat ini kedua model tersebut terlah menggunakan total tiga filter," kata Duljatmono.
Intinya, meski B30 masih tetap bisa dikonsumsi, tapi tetap ada konsekuensi tinggi bagi industri dan pemilik kendaraan diesel. Karena dengan adanya penambahan filter tersebut, otomatis akan berdampak pada membengkaknya biaya perawatan kendaraan.
Baca juga: Begini Klaim Keunggulan Biosolar B30
Sebelumnya, Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri, mengatakan bahwa campuran solar dengan minyak sawit yang diproses secara Biodiesel dapat meningkatkan cetane number. Kondisi itu yang mem baut performa mesin lebih baik.
"Selain performa lebih baik, hasil pembakarannya juga menghasilkan lebih sedikit karbon monoksida, hasilnya emisi lebih rendah," kata Yus.
Tapi, konsumsi Biosolar memang memiliki kekurangan, yakni bisa memperpendek usia pakan dari filter solar. Belum lagi dengan sifat membeku saat berada di udara dingin.
"Masalah pada filter dapat diakali dengan menggantinya lebih cepat. Untuk yang membeku, karena masih bersifat lemak jenuh, otomatis temperatur rendah dia membeku. Contohnya seperti minyak kelapa yang ada di mall, warnanya menjadi putih karena ada di ruangan ber-AC," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.