Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Biosolar B30 Disubsidi, Hanya Rp 5.150 per Liter

Kompas.com - 13/02/2020, 12:00 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Implementasi Biosolar 30 persen atau B30, sudah mulai akselerasi sejak Desember 2019. Saat ini, masyarakat sudah bisa menikmati bahan bakar campuran nabati olahan kelapa sawit di jaringan SPBU Pertamina.

Lantas berapa harga per liter dari solar B30 tersebut? Menjawab hal ini, sebelumnya VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, menjelaskan bila B30 masuk dalam kategori BBM subsidi.

"Karena produk ini masih subdisi, maka kriteria kendaraannya disesuaikan dengan perpres 191 tahun 2014. Harganya pun sama di seluruh SPBU, dan harga langsung ditentukan oleh Pemerintah," ucap Fajriyah kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Usai Biodiesel B30, Mitsubishi Fuso Akan Penuhi B40

Bila melirik di beberapa SPBU Pertamina, harga B30 per liternya dijual sebesar Rp 5.150. Walau pada Januari lalu harga crude palm oil (CPO) alias minyak kelapa sawit yang mengalami kenaikan, namun tak akan mempengaruhi harga B30, alias sampai saat ini harga tetap.

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.Aprillio Akbar Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

Hal ini juga sudah ditegaskan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfir beberapa waktu lalu.

" Harganya (B30) tidak berubah, masih tetap sama (Rp 5.150/liter)," kata Arifin.

Bila terjadi selisih harga, Arifin menjelaskan hal tersebut akan ditanggung melalui insentif Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS). Karena itu, harga B30 masih tetap sama meski CPO mengalami tren kenaikan.

Baca juga: ESDM Jamin B30 Tak Menimbulkan Efek Negatif

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tahukah Sobat, Uji jalan B30 telah selesai dilaksanakan, hasilnya pun telah diumumkan. Masih ingat kan apa itu B30? Sobat Energi harus tahu karena B30 akan segera diimplementasikan bulan depan. Coba kita cek lagi ingatan Sobat dengan meninggalkan komen di kolom komentar untuk mereview kembali! Setelah melalui uji jalan yang tidak sebentar dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan besar maupun super besar dengan puluhan ribu kilometer jarak yang ditempuh berikut hasil ujinya 1. Persentase perubahan daya/power, konsumsi bahan bakar, pelumas, dan emisi gas buang relatif sama antara bahan bakar B20 dan B30 terhadap jarak tempuh kendaraan bermesin diesel; 2. Opasitas gas buang kendaraan pada penggunaan bahan bakar B30 masih berada di bawah ambang batas ukur dan tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan; 3. Kendaraan berbahan bakar B0, B30 (MG Biodiesel 0.4%) dan B30 (MG Biodiesel 0.55%) dengan waktu soaking (didiamkan) selama 3, 7, 14, dan 21 hari dapat dinyalakan normal dengan waktu penyalaan sekitar 1 detik; 4. Kendaraan baru atau yang sebelumnya tidak menggunakan biodiesel cenderung mengalami penggantian filter bahan bakar lebih cepat di awal penggunaan B30 karena efek blocking, namun sesudahnya kembali normal. #KESDM juga merekomendasikan beberapa hal teknis terkait implementasi B30 ini, cek link di bio @kesdm #MenujuB30 #BioDiesel #B30 #EnergiTerbarukanMenarik #GreenEnergy @pertamina @bpdpkelapasawit

A post shared by Kementerian ESDM (@kesdm) on Dec 3, 2019 at 5:34am PST

 

Seperti diketahui, implementasi B30 menjadi lagkah pemerintah untuk menekan impor solar dan memperbaiki defisit neraca perdaganangan. Dalam peresmiannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan adanya B30 berpotensi menghemat devisi sekitar Rp 63 triliun.

Baca juga: Sudah Resmi Diterapkan, Ini Spesifikasi Biosolar B30

"Kalkulasinya, jika kita konsisten menerapkan B30 ini, akan dihemat devisa kurng lebih Rp 63 triliun per tahun. Jumlah yang sangat besar sekali," ujar Jokowi.

Manfaat lain dari B30 yang memiliki gas buang rendah juga bisa mengurangi pencemaran lingkungan dan juga menurunkan penggunaan energi berbasis fosil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau