JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap mobil sudah memiliki angka standar terkait jumlah konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Ada yang dikenal irit bahan bakar, atau sebaliknya boros BBM.
Terkait langkah penghematan bahan bakar, ada satu asumsi teknis yang tersebar di kalangan pemilik mobil, yaitu yang selalu mengisi BBM hingga penuh akan jauh lebih irit dibandingkan isi setengah tangki. Akan tetapi, apakah asumsi tersebut benar?
Ekowati, Technical Leader Auto2000 Kalimalang Jakarta Timur menjelaskan, asumsi tersebut sebetulnya tidak keliru, hanya saja ada beberapa salah kaprah yang perlu diluruskan.
Pertama-tama, mengisi BBM baik itu hanya setengah tangki atau satu tangki penuh tidak akan mempengaruhi irit atau tidaknya mobil. Ini hal yang harus dipahami.
Baca juga: Kondisi Terakhir Pol Espargaro Usai Kecelakaan dan Cedera Parah
“Enggak ada yang berubah soal konsumsi BBM. Misalnya mobil yang 1 liter untuk 15 kilometer, ya angkanya juga tetap begitu,” ucapnya kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).
Eko menambahkan, anggapan konsumsi BBM irit jika melakukan pengisian penuh disebabkan karena faktor lain yang mungkin belum banyak diketahui pengguna.
Hal yang dimaksud adalah sensor kapasitas bensin yang tidak membaca kelebihan BBM saat melakukan isi ulang hingga sedikit luber.
“Sensor di tangki cuma bisa membaca sampai bagian leher tangki. Misalnya pengguna isi full tank sampai agak luber, nantinya kan ada ekstra bbm yang tidak terdeteksi oleh sensor,” kata Eko.
Baca juga: Honda Targetkan Produksi 2 Juta Mobil Listrik per Tahun
Hal tersebut berefek pada bar indikator BBM di spidometer yang seolah tidak turun-turun. Inilah yang memunculkan impresi seolah-olah konsumsi BBM menjadi lebih awet saat mobil diisi penuh.
“Dari 100 persen ke 90 persen, proses turunnya bisa lama sekali karena ada ekstra BBM yang belum terdeteksi, makanya seolah-olah nambah irit,” ucap Eko.
Risiko jarang isi BBM full tank
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, musuh terbesar tangki bahan bakar mobil karena kandungan air yang tercipta dari proses kondensasi.
Seringnya tangki bahan bakar yang kosong atau tidak penuh, meningkatkan celah terjadinya ruang sebagai jalan masuk air dan udara.
"Proses kondensasi uap air berlangsung sangat cepat, apalagi di malam hari. Tangki yang sering kosong sama halnya membiarkan reaksi alamiah pembentukan gelembung udara," ucap Bambang kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).
"Risiko terbesar, bahan bakar terkontaminasi air yang memicu masalah kompresi ruang bakar," katanya.