Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Umumkan Insentif EV, Luhut Negosiasi Ulang dengan Tesla

Kompas.com - 07/03/2023, 07:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pihaknya bakal melakukan negosiasi investasi dengan beberapa produsen kendaraan listrik besar dunia dalam waktu dekat.

Dua diantaranya, merupakan produsen otomotif besar yang besar kemungkinan ialah Tesla atau BYD. Sebab diketahui, pihak Kemenko Marves sudah melakukan beberapa kali pendekatan terhadapnya.

"Saya terus terang, ada dua produsen kendaraan besar dunia yang sedang kita finalisasi negosiasi ke mereka. Kita berharap dengan dikeluarkan aturan baru ini, membuat posisi kita jadi lebih kuat dari beberapa waktu terakhir," kata Luhut dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Luhut Umumkan Insentif Kendaraan Listrik Resmi Berlaku 20 Maret

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (kiri ke kanan) saat melakukan konferensi pers Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Jakarta, 6 Maret 2023.Foto: Kementerian Perindustrian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu (kiri ke kanan) saat melakukan konferensi pers Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Jakarta, 6 Maret 2023.

"Karena kendala dari mereka itu masih ingin melihat Indonesia memberikan insentif yang sama atau tidak (dibandingkan dengan negara lain) yang memproduksi seperti itu," ucap Luhut.

Sebab, kata Luhut, negara-negara lain yang hendak menuju era elektrifikasi sudah lebih dulu mengeluarkan insentif serupa untuk kendaraan listrik. Sehingga posisinya lebih menarik di mata investor daripada Indonesia.

Meskipun diakui, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar baik dalam bahan baku sampai pasar atau populasinya.

"Negara-negara lain termasuk negara tetangga kita, mendorong adopsi KBLBB pakai berbagai insentif. Indonesia perlu mengantisipasi hal tersebut dengan memberikan insentif juga agar kita menjadi tempat menarik untuk produsen," ucap dia.

"Jika program ini berjalan lancar dan produksi (kendaraan listrik) masal terjadi, maka industri KBLBB terentuk dan harganya lebih terjangkau ke depannya," kata Luhut lagi.

Baca juga: Besaran Insentif Kendaraan Listrik, Motor Dapat Rp 7 Juta, Mobil Masih Dihitung

Ilustrasi Pabrik Mobil Tesla di Amerika Serikattheverge.com Ilustrasi Pabrik Mobil Tesla di Amerika Serikat

"Saya juga ingin menyampaikan kita mulai melakukannya secara efektif di 20 Maret, bulan ini. Dan teknis saya kira akan dijelaskan dari Kementerian mengenai berapa-berapa dan sebagainya," lanjut dia.

Sebagai informasi, pendekatan kerja sama dengan Tesla sudah dilakukan sejak tahun 2020. Bahkan Presiden Joko Widodo mengungkapkan akan ada banyak insentif yang diberikan, jika investasi Tesla di RI tereksekusi.

Adapun insentif yang dijanjikan tersebut berupa keringanan pajak hingga konsesi menambang nikel bagi Tesla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau