Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecepatan Berbahaya di Tol Cipularang

Kompas.com - 26/03/2025, 03:31 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menyarankan agar pemudik senantiasa mengendalikan tingkat kecepatan dan mematuhi aturan berkendara saat melintas di jalur Cipularang yang rawan kecelakaan.

Sebab, ruas tersebut memiliki kontur jalan yang sedikit landai serta bergelombang.

Sehingga, sering kali kendaraan lepas kendali yang pada akhirnya menabrak kendaraan lain di sekitarnya.

Baca juga: Bengkel Mobil Resmi di Semarang yang Buka Selama Cuti Lebaran 2025

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by NTMC Korlantas Polri (@korlantaspolri.ntmc)

"Jangan sampai overspeed, tidak perlu tergesa-gesa," kata dia dalam keterangannya setelah meninjau jalur penyelamat di Tol Cipularang KM 92, Selasa (25/3/2025).

Selain itu, Agus juga mengimbau supaya pengguna Tol Cipularang perlu waspada terhadap troublespot dan blackspot.

Untuk itu, jalur penyelamat disiapkan guna mengantisipasi kecelakaan dan mengurangi fatalitas korban.

Tol Cipularang memang diketahui sebagai salah satu ruas yang rawan kecelakaan karena kondisi tipografi yang relatif berkelok dan menurun, permukaan yang tidak rata, hingga licin karena berpasir.

Khususnya, sebagaimana disampaikan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, pada Km 90 sampai Km 100.

Baca juga: Jalur Puncak II Tidak Direkomendasikan untuk Mudik Lebaran, Ini Alasannya

KM 107 Tol Cipularang yang bakal dibangun simpang susun untuk gerbang tol di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun KM 107 Tol Cipularang yang bakal dibangun simpang susun untuk gerbang tol di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Kondisi ini diperparah oleh banyak pengemudi yang enggan untuk beristirahat karena ruas relatif renggang dibandingkan dengan Cikampek.

"Faktor utamanya adalah kecepatan, diakumulasikan dengan kondisi jalan yang menurun, itu kendaraan yang larinya 100 kilometer per jam (kpj) momentumnya lebih dari 100 kpj," ujarnya.

"Jadi meski mata memandang kondisinya seperti lambat, tapi dorongannya cukup berat. Dari sini, banyak faktor lain yang bisa dijabarkan, dari kemampuan cengkraman roda, daya pengereman, dan lain sebagainya," papar Jusri.

Dalam kesempatan yang sama, Agus juga menyampaikan bahwa arus lalu lintas yang meninggalkan Jakarta selama tiga hari Operasi Ketupat 2025 (23-25 Maret 2025) meningkat 30 persen dari kondisi normal.

Namun, volume-nya masih cukup lenggang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau