Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ragam Komponen Pendukung Kendaraan Otonom

Kompas.com - 30/09/2022, 17:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi kendaraan otonom mulai banyak diaplikasikan pada mobil zaman sekarang. Bahkan, sudah ada yang bisa memiliki kemampuan menyetir sendiri.

Kendaraan otonom sendiri dibagi menjadi enam kelompok, mulai Level 0 hingga Level 5. Paling tinggi tentunya memilki kemampuan otomasi yang lebih canggih.

Beberapa pabrikan juga mengembangkan teknologi otonom berupa bantuan pengemudi atau biasa disebut Advanced Driver Assistance System (ADAS).

Baca juga: Mengenal Tingkatan Sistem Otonom pada Mobil Modern

Masing-masing pabrikan juga memiliki penamaan yang berbeda, seperti Toyota Safety Sense (TSS), Honda SENSING, Hyundai SmartSense, Subaru EyeSight, dan lainnya.

Honda Sensing 360Honda Motor Co, Ltd Honda Sensing 360

Untuk membuat kendaraan otonom yang canggih, suatu mobil tentunya perlu dilengkapi dengan beragam komponen yang juga canggih.

"Terdapat Artificial Intelligence yang berguna untuk mengkalkulasi data dari semua sensor-sensor yang ada," ujar Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, M. K., M. T., Rektor Institut Teknologi PLN, dalam talk show di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022, Rabu (28/9/2022).

Komponen yang digunakan pada kendaraan otonom cukup banyak, mulai Ultrasonic Sensor, Infrared Sensor, kamera, Inertial Navigation System, Dedicated Short-Range Communication (DSRC), Light Detection and Ranging (LIDAR), Global Positioning System (GPS), dan Radio Detection and Ranging (RADAR).

Baca juga: BRIN Kembangkan Kendaraan Listrik Bersistem Otonom

"Sensor ultrasonik itu untuk parkir, untuk melihat sedekat mana kendaraan di sebelahnya," kata Iwa.

Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 menjadi kendaraan otonom Level 4 dalam proyek RoboRideDok. Insideevs.com Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 menjadi kendaraan otonom Level 4 dalam proyek RoboRide

Sedangkan Infrared sensor berguna untuk mendeteksi marka jalan, pejalan kaki, dan obyek lainnya yang sulit dideteksi oleh sensor lainnya dalam kondisi minim cahaya dan lingkungan tertentu.

"GPS berguna untuk menentukan posisi kendaraan menggunakan satelit. Lalu, ada kamera, itu yang berguna untuk melihat adanya lampu merah, plang jalan, dan lainnya," ujarnya.

Kemudian, ada DSRC yang berguna untuk mengirimkan dan menerima data dari kendaraan lain atau sistem infrastruktur seperti kondisi jalan, kecelakaan, persimpangan, dan kemungkinan untuk mencari rute lain.

Ilustrasi kendaraan otonomDok. Carbuzz Ilustrasi kendaraan otonom

Terdapat juga INS yang biasanya dikombinasikan dengan GPS untuk meningkatkan akurasi. INS menggunakan gyroscope dan accelerometer untuk menentukan posisi kendaraan, orientasinya, dan kecepatannya.

Lalu, ada RADAR, yakni sensor yang mengandalkan gelombang radio untuk menentukan jarak dengan obyek di sekitar. Selain itu, ada juga LIDAR, yakni sensor yang memantau 360 derajat menggunakan cahaya untuk menentukan jarak atau posisi obyek lain di sekitar.

Komponen-komponen tersebut yang dapat mendukung kinerja kendaraan otonom. Beberapa teknologi sudah diaplikasikan di banyak mobil modern, seperti Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, Lane Following Assist, Pre-Collision System, Road Sign Assist, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau