“Antre Pertalite di sini bisa 20 motor, paling enggak 10-20 menit. Antrean bisa dari pagi sampai malam. Kayaknya karena dijatah, soalnya kalau sudah jam 8 malam bilangnya habis, nanti bisa lagi jam 6 pagi. Kalau kepepet, terpaksa antre Pertamax,” ucap Faqih.
Ia bahkan harus mencari SPBU di pinggiran kota untuk mengisi Honda Vario 150 miliknya. Meskipun jauh dari tempat aktivitas, menurutnya, antrean masih masuk akal.
Baca juga: Mengungkap Perbedaan Eksterior Daihatsu Rocky 1.2 dan Rocky 1.0
Lain halnya dengan Wahyu Zuli Firmanto, karyawan swasta yang berdomisili di Kediri, Jawa Timur. Dirinya malah beralih ke Pertamax Turbo untuk mengisi Honda Beat-nya guna menghindari antrean yang mengular di SPBU.
“Harga memang lebih mahal, tapi gimana ya, pilihannya daripada capek (antre) mending bayar lebih,” kata dia.
Tanggapan Pertamina
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting angkat bicara terkait antrean panjang di SPBU. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai ketersediaan BBM.
“Kok bisa gitu ya? Coba saja kita hitung, kalau isi 1 motor mulai dari berhenti, buka tangki sampai selesai isi, dan bayar, berapa lama?” ujar Irto di Jakarta (21/9/2022).
“Kalau misal 2 menit saja, dan ada antrean 10 motor, artinya sudah 20 menit ya. Secara stok kita pastikan aman, termasuk di SPBU,” kata dia.
Baca juga: Ini Jenis SIM untuk Pemilik Mobil Listrik
Adapun mengenai batasan kuota pengisian BBM, menurutnya, belum resmi berlaku, menunggu sampai selesainya revisi aturan yang saat ini belum keluar.
“Kalau dari kami memastikan stok di SPBU itu tersedia. (Kuota) tidak memengaruhi (antrean),” ucap Irto.
Antrean kendaraan di SPBU sampai beberapa minggu setelah pengumuman kenaikan BBM memang jadi fenomena tersendiri.
“Sekarang ini masih ada kekhawatiran soal kehabisan kuota. Jadi isinya di luar kebutuhan, meskipun harga BBM naik,” ujar Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur Center of Economic and Law Studies, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: Berapa Biaya Ganti Oli Toyota Innova Reborn Diesel?
“Ini kan masih terus, soal kuota akan habis, dan lain-lain. Itu sebenarnya membuat sekarang masyarakat, ya sudahlah mengisi (BBM) sekarang,” kata dia.
Bhima menambahkan, masyarakat juga enggan terkena prank lagi, apabila harga BBM naik sewaktu-waktu. Tak heran, mereka bakal memilih isi BBM dengan harga yang lebih murah.
“Mengantisipasi harga BBM berikutnya. Jadi masyarakat mengantisipasi juga ke depannya masih banyak ketidakpastian,” ucap Bhima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.