Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaikindo Minta Pabrikan Otomotif buat Fasilitas Perakitan di Indonesia

Kompas.com - 23/08/2022, 16:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta kepada para anggotanya agar tidak hanya menjual kendaraan impor utuh (completely bult-up) di pasar Indonesia, tapi juga perlu merakit mobil secara lokal.

Hal tersebut supaya industri otomotif dalam negeri terus tumbuh secara positif terhadap ekonomi sekaligus membuat produk yang dipasarkan itu memiliki nilai kompetitif yang tinggi.

“Jelas kami dorong. Assembling (perakitan)-lah paling tidak di Indonesia, kalau belum bisa manufacturing. Rakitlah produknya Indonesia dahulu,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto di ICE BSD CITY, Tangerang, belum lama ini.

Baca juga: Usulan Penghapusan Pajak Progresif dan Bea Balik Nama Kendaraan Bekas

Karyawan yang sedang bekerja di pabrik mobil Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China.Reuters Karyawan yang sedang bekerja di pabrik mobil Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China.

Pasalnya, kini belum semua produsen mobil memiliki pabrik di Indonesia, seperti Kia, Renault, MG, Subaru, maupun Mazda. Mereka masih mengandalkan impor CBU dari negara lain khususnya Jepang.

Jongkie melanjutkan, investasi untuk industri otomotif Tanah Air sangat penting. Investasi pabrik di Indonesia bukan hanya agar membuat produk tersebut makin kompetitif, tapi juga untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Kita butuh lapangan kerja, kita butuh investasi, paling tidak dirakit dulu sebelum manufaktur,” kata dia.

Baca juga: Toyota Innova Hybrid Bakal Pakai Nama Zenix?

Meski demikian, ia mengatakan, jumlah produsen mobil yang berinvestasi untuk membangun pabrik perakitan kendaraan di Indonesia terus tumbuh tiap tahun. Buktinya, anagka impor CBU mobil ke Indonesia semakin kecil.

Adapun pada tahun ini, walau tidak diungkapkan secara rinci, salah satunya ialah Chery.

“Lihat saja di data Gaikindo, angka impor menurun terus, tak sampai 100.000 unit sekarang. Sementara ekspornya sekitar 400.000 unit,” kata Jongkie

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau