TANGERANG, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta kepada para anggotanya agar tidak hanya menjual kendaraan impor utuh (completely bult-up) di pasar Indonesia, tapi juga perlu merakit mobil secara lokal.
Hal tersebut supaya industri otomotif dalam negeri terus tumbuh secara positif terhadap ekonomi sekaligus membuat produk yang dipasarkan itu memiliki nilai kompetitif yang tinggi.
“Jelas kami dorong. Assembling (perakitan)-lah paling tidak di Indonesia, kalau belum bisa manufacturing. Rakitlah produknya Indonesia dahulu,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto di ICE BSD CITY, Tangerang, belum lama ini.
Pasalnya, kini belum semua produsen mobil memiliki pabrik di Indonesia, seperti Kia, Renault, MG, Subaru, maupun Mazda. Mereka masih mengandalkan impor CBU dari negara lain khususnya Jepang.
Jongkie melanjutkan, investasi untuk industri otomotif Tanah Air sangat penting. Investasi pabrik di Indonesia bukan hanya agar membuat produk tersebut makin kompetitif, tapi juga untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Kita butuh lapangan kerja, kita butuh investasi, paling tidak dirakit dulu sebelum manufaktur,” kata dia.
Meski demikian, ia mengatakan, jumlah produsen mobil yang berinvestasi untuk membangun pabrik perakitan kendaraan di Indonesia terus tumbuh tiap tahun. Buktinya, anagka impor CBU mobil ke Indonesia semakin kecil.
Adapun pada tahun ini, walau tidak diungkapkan secara rinci, salah satunya ialah Chery.
“Lihat saja di data Gaikindo, angka impor menurun terus, tak sampai 100.000 unit sekarang. Sementara ekspornya sekitar 400.000 unit,” kata Jongkie
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/23/162100015/gaikindo-minta-pabrikan-otomotif-buat-fasilitas-perakitan-di-indonesia