JAKARTA, KOMPAS.com - Low Cost Green Car (LCGC) merupakan salah satu segmen kendaraan yang banyak ditemui di jalan.
Saat ini ada lima mobil yang masuk ke segmen tersebut, yakni Toyota Calya dan Agya, Daihatsu Sigra dan Ayla, serta Brio Satya. Bisa dibilang harga jual kelima mobil ini relatif ekonomis, mulai dari Rp 100 jutaan sampai Rp 180 jutaan.
Ketika memiliki LCGC, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pemilik. Misal, untuk BBM, direkomendasikan untuk memakai minimal RON 92. Bahkan di bagian kaca belakang, ditempel pula stiker rekomendasi tersebut.
Baca juga: Benarkah Mobil LCGC Minum BBM Pertalite Bikin Garansi Hilang?
Tentu saja ada pemilik yang tidak mengikuti rekomendasi tersebut dan mengisi mobil dengan BBM yang punya nilai RON di bawah 92. Lalu apa efeknya kalau tidak memakai BBM sesuai rekomendasi?
Dealer Technical Support Dept. PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan, bahan bakar kualitas rendah busa menimbulkan penumpukkan karbon di ruang bakar.
"Sehingga menimbulkan gejala ngelitik dan terjadi penurunan performa," ucap Didi kepada Kompas.com, Minggu (21/8/2022).
Baca juga: Adu Ganteng Suzuki Baleno, Honda City Hatchback RS, dan Toyota Yaris
Selain itu, penumpukkan karbon di ruang mesin juga menyebabkan klep tidak tertutup rapat. Begitu juga bagian piston yang terdampak, bahkan bisa sampai turun mesin.
"Kalau karbon sudah menumpuk tebal harus turun mesin untuk membersihkannya," kata Didi.
Kepala Bengkel Honda Kusuma Teguh Dwi Harianto menambahkan, ada beberapa efek kerusakan ringan hingga sedang yang bisa terjadi pada sejumlah komponen.
"Bahan bakar oktan rendah tidak sesuai anjuran, jangka panjang komponen seperti filter bensin, dan tangki bahan bakar cepat kotor. Untuk sistem pembakaran usia pakai busi juga lebih pendek," kata Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.