Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara di Indonesia Harus Jago Prediksi Bahaya di Jalan

Kompas.com - 22/01/2022, 18:49 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi jalanan di Indonesia memang dipenuhi kejutan. Tidak sedikit kejadian kecelakaan karena kaget adanya mobil atau motor yang mau masuk atau keluar dari gang.

Misalnya seperti video unggahan dashcam Indonesia, terlihat mobil yang mau masuk ke dalam gang. Namun dari arah belakang, datang motor dalam kecepatan tinggi dan terlambat mengerem, maka terjadilah tabrakan.

Kejadian seperti ini mungkin bukan yang pertama kali. Sering juga terlihat motor yang main selonong saat ada mobil yang mau masuk ke gang. Seharusnya, pengendara motor punya kemampuan untuk memprediksi bahaya yang ada di depannya.

Baca juga: Malas Cuci Motor Usai Terkena Hujan, Ini Konsekuensinya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

 

Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana mengatakan, melihat kejadian tersebut, pengendara kurang hati-hati sehingga tidak bisa memprediksi bahaya di depannya dengan baik.

“seharusnya jika ingin melaju pada kecepatan tinggi harus melihat situasi jalan dengan baik. Apalagi pada pertigaan atau perempatan jalan,” ucap Agus kepada Kompas.com, Sabtu (22/1/2022).

Baca juga: Jangan Bersihkan Mesin Motor Pakai Bensin

Pertigaan atau perempatan adalah tempat rawan kecelakaan, banyak kendaraan yang keluar atau masuk ke jalan tersebut. Kalau tahu akan melewati jalan yang banyak pertigaan, seharusnya pengendara mengurangi kecepatan agar bisa mengantisipasi dengan baik.

“Pengendara yang memacu kendaraan ini tidak paham dengan safety riding, jadi hanya mengandalkan kecepatan tanpa tahu adanya kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di jalan raya,” kata Agus.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com