Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kecelakaan Truk di Rapak Balikpapan, Harus Ada Pelatihan buat Sopir

Kompas.com - 22/01/2022, 16:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan yang melibatkan truk tronton terjadi di Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pagi. Setidaknya ada 20 kendaraan yang ditabrak truk saat kehilangan kendali di jalanan menurun.

Pengemudi truk bilang kalau kendaraannya mengalami masalah pengereman. Sehingga ketika melewati jalanan menurun, rem tidak bekerja dengan maksimal sehingga dia menabrakkan truknya ke kendaraan yang ada di depannya.

Bisa dilihat sebagian pengemudi truk di Indonesia tidak mengetahui bagaimana cara berkendara yang aman. Kebanyakan dari pengemudi sopir juga berangkat dari kernet truk yang belajar untuk menyetir.

Baca juga: Pengakuan Sopir Truk yang Menyebabkan Kecelakaan Beruntun Balikpapan

Kompetisi safety driving yang diselenggarakan Hino bagi para sopir truk.dok. HMSI Kompetisi safety driving yang diselenggarakan Hino bagi para sopir truk.

Cara menjadi pengemudi truk terus saja seperti ini sejak lama. Tidak terlihat adanya tempat pelatihan pengemudi truk di Indonesia yang seharusnya bisa melahirkan sumber daya manusia yang kompeten.

Melihat kejadian seperti ini, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, pengemudi boleh saja mengajarkan kernet, tapi sebatas operasional saja dan di area tertutup.

“Itu juga dengan catatan pengemudi truknya punya pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang keselamatan,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Soal Model yang Menikmati PPnBM 50 Persen, Ini Kata Daihatsu

Sony lebih prihatin lagi kepada pihak berwenang yang tidak jeli melihat fenomena tersebut. Oleh karena itu, kecelakaan truk terus saja terjadi di jalanan Indonesia.

“Pihak berwenang hanya fokus kepada penegakkan hukum dan tunggu kecelakaan, sosialisasi soal keselamatan sangat kurang. Lihat saja masih banyak pelanggaran yang truk lakukan dan tingginya kecelakaan,” kata Sony.

Pemahaman pengemudi truk di Indonesia masih salah, bukan bisa dulu baru paham, harusnya paham dahulu baru bisa. Sayangnya fenomena pengemudi truk yang datangnya dari kernet ini memang sulit dihentikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau