KARAWANG, KOMPAS.com - Aktivitas industri nasional memberikan sinyal positif akan upaya pemulihan ekonomi Indonesia. Industri memberikan kontribusi mencapai 17,89 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun lalu.
Begitu pun pada triwulan II-2021, sektor industri menjadi sektor pendorong PDB dengan menyumbangkan pertumbuhan positif sebesar 6,58 persen.
Sektor industri juga dihadapkan pada tantangan yang mensyaratkan adanya inovasi dan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing global. Industri Indonesia harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggulan yang yang cepat berdaptasi pada perubahan.
Industri otomotif menjadi salah satu industri yang memiliki rantai pasok yang panjang karena berkaitan dengan industri pendukung lainnya. Sebanyak 1,5 juta SDM bekerja di industri yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Kulik Fitur Canggih Truk Seharga Rp 2 Miliar, Mercedes-Benz Actros
Peningkatan kualitas SDM Indonesia menjadi fokus utama dalam memasuki era industri yang semakin kompetitif. Industri yang kuat ditopang oleh fondasi SDM unggulan ahli di bidangnya serta bersertifikasi untuk menghadapi persaingan serta perubahan yang cepat.
Sejak tahun 2015, berdiri Akademi Komunitas Toyota Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Toyota Indonesia Academy (TIA) yang merupakan sekolah berbasis vokasi yang bertujuan untuk mengembangkan SDM tersertifikasi keahlian berstandar nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Akademi ini merupakan salah satu perwujudan upaya kami untuk mendukung pemerintah dalam pengembangan SDM, melalui pendidikan vokasi, yang diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam peningkatan daya saing industri manufaktur Indonesia di kancah global,” ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Jumat (27/8/2021).
Kemajuan teknologi industri otomotif mensyaratkan lulusan yang link and match agar langsung terserap dan mudah beradaptasi di dunia kerja.
Dengan porsi pelatihan praktikum hingga 70 persen, TIA memberikan pembelajaran dan pelatihan kerja yang mengedepankan inovasi teknologi.
Beberapa mata kuliah unggulan sudah mulai dipersiapkan dalam kurikulum “Advance Manufacture Technology”, seperti Internet of Things (IoT), Robotic, Advance Mechatronic, dan Electrical Vehicle.
Baca juga: Gaji Per Bulan Harus Rp 12 Jutaan Baru Bisa Kredit Daihatsu Rocky
“Targetnya pada tahun 2030, TIA bisa menciptakan 10.000 SDM Advance Manufacture Technology bersertifikasi nasional untuk menghadapi era elektrifikasi,” ujar Bob Azam, Direktur Corporate Affairs TMMIN.
Secara total, TIA sudah menyumbangkan sebanyak 255 lulusan dari jurusan Diploma 1 Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi (TPMO) serta Diploma 2 jurusan Tata Operasi Perakitan Kendaraan Roda 4 (TOPKR4) yang sudah menunjukkan kemampuannya di TMMIN dan rantai pasok otomotif.
Bicara mengenai tantangan yang dihadapi oleh industri di Indonesia, Bob Azam menggarisbawahi pentingnya pendidikan vokasi. Industri Indonesia menghadapi tantangan besar berupa industri 4.0, Green Economy, dan pasca-pandemi Covid-19 selain memasuki era elektrifikasi.
“Di sini, pendidikan di sekolah vokasi menjadi kunci untuk menjawab tantangan perubahan yang semakin cepat melalui kurikulum yang menggabungkan keterampilan teknis dan karakter industri. Melalui lulusan berkompetensi ‘Advance Manufacture Technology,’ TIA siap memenuhi tantangan dan kebutuhan industri di Indonesia,” ucapnya.
“Merupakan kebahagiaan bagi saya dan orangtua dapat menjadi siswa TIA. Saya dapat mempelajari berbagai hal di bidang otomotif dan merasakan langsung pengalaman kerja praktik seperti bekerja sesungguhnya. Ilmu yang saya dapat akan saya manfaatkan dengan sebaik mungkin saat nanti sudah bekerja,” kata Bramana, siswa terbaik TIA yang berasal dari Madiun, Jawa Timur.