Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Mana, Ban Kelebihan atau Kekurangan Udara?

Kompas.com - 17/05/2020, 10:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan mobil yang disebabkan oleh pecah ban sudah sering terjadi. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya pemilik mobil mengetahui plus dan minus ban mobil kelebihan atau kekurangan tekanan udara.

Kepala Bengkel Auto2000, Suparna, mengatakan, para pemilik mobil idealnya selalu berpatokan pada tekanan udara yang telah dianjurkan pabrikan.

Bila sampai terjadi ketidak cocokan, seperti kekurangan atau kelebihan, masing-masing memberikan efek negatif.

“Tentu sama-sama ada minusnya, tetapi memang dari kerusakan akan lebih mudah menyerang yang kurang. Paling ideal harusnya saat akan mengisi udara melihat dari petunjuk yang tertera di bagian pilar pintu pengemudi. Itu merupakan rekomendasi pabrikan yang dianjurkan,” ujar Suparna kepada Kompas.com.

Baca juga: Pabrik Hyundai di Indonesia Rampung Akhir 2020, Produksi Mulai 2021

Suparna menjelaskan, setidaknya ada tiga efek buruk bila ban mobil kelebihan tekanan udara. Dampaknya lebih mengarah pada sisi kenyamanan ketika berkendara.

Merapah Trans Jawa 4 bersama Toyota Fortuner VRZ 4X4Kompas.com Merapah Trans Jawa 4 bersama Toyota Fortuner VRZ 4X4

“Mobil akan tidak stabil ketika dikendarai, terutama pada kecepatan tinggi. Hal ini lantaran tapak ban yang menyentuh permukaan di jalan mengecil, bahkan parahnya bisa menyebabkan terjadinya slip,” kata Suparna.

Selain itu, pengendara dan penupang akan merasakan bantingan yang keras karena udara di dalam ban terlalu padat yang membuat ban tidak bisa menyerap getaran.

Perlu diingat, tekanan udara ban yang ideal memungkinkan ban memiliki daya redam layaknya shockbreaker.

Baca juga: Astra Motor Jateng Berikan Pelayanan PSBB ke Konsumen

Kemudian permukaan ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang porsinya akan lebih banyak bergesekan dengan permukaan jalan saat udara di dalam terlalu padat.

Sedangkan bila ban kurang tekanan udara, diklaim Suparna memiliki potensi lebih berisiko ketika dikendarai.

“Mulai dari tarikan mesin yang terasa berat sehingga membuat bahan bakar lebih boros, turunnya respon pengendalian akibat ban yang terlalu berat, sampai yang paling fatal pecahnya ban akibat rusaknya komponen yang ada pada ban seperti kawat, benang, maupun karet,” katanya.

Jadi, baiknya selalu memperhatikan tekanan udara ban. Gunakan peralatan yang memang dibuat untuk mengukur tekanan udara yang ideal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com