JAKARTA, KOMPAS.com - Kurangnya perawatan, serta pemakaian yang tidak sesuai bisa menjadi faktor permukaan ban pada kendaraan menjadi mudah aus, baik mobil atau pun motor. Tidak hanya itu, faktor eksternal juga bisa menjadi penyebabnya.
Ada salah satu anggapan yang mengatakan, bila kendaraan sering digunakan pada lintasan permukaan beton membuat karet ban mudah rusak dan haus.
Hal ini lantaran gaya gesekan yang lebih berat dibandingkan permukaan aspal.
Lantas, benarkah anggapan tersebut, atau hanya sekedar asumsi atau mitos?
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, mengatakan, bila pabrikan sudah memperhitungkan aspek daya tahan ban sebelum akhirnya dipasarkan.
Baca juga: Pabrik Hyundai di Indonesia Rampung Akhir 2020, Produksi Mulai 2021
“Friksi pada jalan beton memang betul lebih besar dari aspal, tapi bukan berarti karet ban gampang aus karena melintasinya. Setiap pembuatan ban, pabrikan pasti langsung melakukan pengujian daya tahan di ragam permukaan, jadi asumsi seperti itu sepertinya tidak pas,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/05/2020)
Zulpata melanjutkan, tidak semua jalan di Indonesia memiliki tekstur beton, bahkan pada jalan tol sendiri pun permukaan beton hanya di beberapa ruas saja. Artinya, gerak ban tidak akan selalu berada pada lintasan beton.
Baca juga: Astra Motor Jateng Berikan Pelayanan PSBB ke Konsumen
Selain itu, kunci utama agar permukaan ban tidak cepat habis adalah dengan perawatan yang tepat dan gaya berkendara pengemudi. Jadi, menurut Zulpata tidak tepat jika menyalahkan lintasan beton yang membuat karet ban menjadi mudah aus.
“Meski sering melewati permukaan beton saat berkendara, selama menggunakan dalam kondisi wajar, alias tidak agresif, dan kecepatan sudah sesuai dengan aturan serta tidak melakukan pengereman mendadak, sebenarnya tidak masalah,” katanya.
Terakhir Zulpata mengatakan, paling utama adalah soal perawatan, bagaimana tekanan udaranya dan jangan lupa untuk melakuakn rotasi ban minimal dua kali dalam setahun, agar pemakaiannya bisa lebih optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.