Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Risiko Naik Mobil Tanpa Atap

Kompas.com - 10/03/2020, 17:32 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kecelakaan yang menimpa salah satu wisatawan, saat naik mobil tanpa atap di kawasan Lava Tour Merapi, mengingatkan akan bahaya yang dialami.

Akibat kejadian tersebut, seorang wisatawan yang saat itu berdiri di bagian belakang terjatuh dan terhempas ke aspal.

Beruntung, kejadian tersebut tidak berakibat fatal karena korban hanya mengalami luka ringan setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Naik mobil tanpa atap memang berbeda dengan mobil pada umumnya.

Bahaya tentunya bisa mengintai kapan saja jika penumpang maupun pengemudi yang ugal-ugalan seperti yang dilakukan saat Lava Tour Merapi tersebut.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penumpang yang ingin merasakan sensasi naik mobil tanpa atap.

Baca juga: Catat, Ini Biaya Resmi Tes Psikologi untuk Pemohon SIM

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, bahwa saat naik mobil tanpa atap memiliki risiko yang sangat tinggi.

“Risikonya sangat tinggi, karena tanpa atap atau rumah-rumah di atasnya,” kata Marcell kepada Kompas.com, Selasa (10/3/2020).

Marcell menambahkan, saat naik pada mobil offroad tersebut penumpang sebaiknya tidak berdiri dan tetap terikat dengan sabuk pengaman atau safety belt.

“Dengan menggunakan sabuk pengaman otomatis juga akan meminimalisir risiko terjatuh atau terlempar dari kendaraan,” katanya.

Maka dari itu, keberadaan safety belt menurutnya sangat penting terlebih saat berkendara di medan offroad. Meskipun saat berkendara pelan di uneven terrain tetap saja akan terjadi close length dan open length.

“Kondisi ini menyebabkan mobil miring, dan di mobil tanpa rumah pengemudi tidak boleh mengambil track uneven terrain yang parah karena mobil bisa terbalik,” ucapnya.

Baca juga: Warga Jateng Bisa Bayar Pajak Kendaraan Secara Online, Begini Caranya

Marcell juga mengatakan jika ingin naik mobil tanpa atap dengan berdiri juga harus memperhatikan beberapa hal.

Seperti kecepatan kendaraan, akselerasi dan juga kemampuan sopir dalam mengemudikan kendaraan.

“Bisa saja berdiri di kendaraan seperti pemimpin negara misalnya, namun dipastikan kecepatannya rendah atau tidak lebih dari 5 kilometer per jam. Selain itu juga tidak ada akselerasi dan deselerasi yang mendadak,” ucapnya.

Dikatakan Marcell, kecelakaan yang terjadi saat Lava Tour Merapi lebih disebabkan karena kekonyolan pengemudinya. Pengemudi tidak boleh sembarangan saat mengemudikan mobil atap terbuka.

Baca juga: Tes Psikologi Hanya untuk Pemohon SIM A dan C

“Jangan konyol dan menjadikan kendaraan sebagai "tunggangan sirkus" saat di jalan umum dan membawa penumpang. Namanya adventure offroad tujuannya kan untuk melihat pemandangan ya nggak perlu cepat-cepat seperti speed offroad,” kata Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Negara-negara Eropa Menyesal Beli Jet Tempur F-35 AS, Apa Alasannya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau