Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektrifikasi Kendaraan Tambang Masih Penuh Rintangan

Kompas.com - 24/08/2023, 10:22 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Aktivitas pertambangan tidak bisa terlepas dari kendaraan berat yang dirancang khusus untuk mengangkut material berat di lingkungan tambang.

Sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong Nett Zero Emission pada 2060, berbagai produsen kendaraan kini tengah menggabungkan produk elektrifikasi kendaraan.

Kondisi tersebut lantaran kendaraan listrik dipercaya lebih ramah terhadap lingkungan. Lalu bagaimana dengan kendaraan tambang?

Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono mengatakan, elektrifikasi untuk kendaraan masih belum bisa diwujudkan karena masih banyak rintangan.

Baca juga: Prosedur Pengujian Emisi Kendaraan dan Syarat Kelulusannya

“Kalau penerapan kendaraan listrik ditambang itu gimana? Kalau di tambang belum mumpuni. Kita bisa lihat alat yang dipakai di tambang itu besar sekali. Sehingga masih berat dalam jangka pendek untuk merubah full listrik kendaraan tambang karena ukurannya besar sekali,” kata Bambang di sela-sela acara press conference IEE series 2023, Rabu (23/8/2023).

Pengunjung menyaksikan pameran di gerai Sany pada Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2022 Series di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Rabu (14/9/2022). Pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara ini diikuti lebih dari 1200 peserta dari 30 negara dengan memamerkan 3.600 produk barang dan jasa.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Pengunjung menyaksikan pameran di gerai Sany pada Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2022 Series di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Rabu (14/9/2022). Pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara ini diikuti lebih dari 1200 peserta dari 30 negara dengan memamerkan 3.600 produk barang dan jasa.


Bambang menjelaskan, untuk bisa mengoperasikan kendaraan berat dengan listrik tentunya membutuhkan baterai yang jumlahnya tidak sedikit. Sementara itu, harga baterai kendaraan listrik masih mahal.

Bahkan, baterai kendaraan listrik punya batasan durasi masa pakai. Sehingga, ada masanya pemilik kendaraan listrik harus menggelontorkan dana lagi untuk mengganti baterai.

Baca juga: Banyak yang Lawan Arah, Polisi Berlakukan Tilang Elektronik di Lenteng Agung

“Untuk sepeda motor saja bila beli dua baterai bisa mengeluarkan dana 50 persen lebih mahal dari harga sepeda motornya. Belum kalau mobil dan kendaraan berat. Maka harus dipikirkan juga bagaimana caranya harga baterai akan turun terus sehingga mudah untuk dibeli,” kata Bambang.

Sementara itu, menurut Bambang untuk teknologi kendaraan hybrid saat ini masih jadi pertimbangan dari sektor pertambangan. Lalu masih menunggu juga siapa pihak yang mampu mengeluarkan kendaraan tambang hybrid.

“Perlu waktu yang lebih lama untuk kendaraan listrik hadir jadi kendaraan tambang. Namun harus maju selangkah demi selangkah,” kata Bambang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com