JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin mobil dapat mengalami knocking atau detonasi atau bisa disebut ngelitik. Kondisi ini terjadi karena piston tidak bisa bekerja maksimal akibat proses pembakaran tidak terjadi pada posisi yang seharusnya.
Mesin mobil ngelitik memang tergolong gejala yang tidak terlalu berbahaya. Tapi, jika dibiarkan tentu saja dapat menyebabkan kerusakan komponen mesin jadi lebih parah.
Baca juga: Kipas Radiator Mati, Jadi Penyebab Mesin Mobil Overheat
Berikut ini dampak buruk akibat membiarkan mesin mobil ngelitik:
1. Performa Mesin Menurun
Mesin ngelitik merupakan salah satu tanda bahwa pembakaran yang terjadi di ruang bakar tidak sempurna. Biasanya, kondisi ini disebabkan karena penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai, seperti nilai oktan yang lebih rendah.
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, mengatakan, saat bahan bakar yang digunakan tidak sesuai, maka kerja komponen di ruang bakar juga menjadi lebih berat.
“Karena kerja mesin yang lebih berat menyebabkan tenaga mesin juga mengalami penurunan atau loyo,” ujar Suparna, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kerap Gonta-ganti Merek Oli Memicu Sludge pada Mesin Mobil
2. Konsumsi BBM Lebih Boros
Dampak lain dari mesin mobil yang mengalami detonasi dapat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi bahan bakar. Mesin ngelitik membuat konsumsi bahan bakar akan lebih boros dibandingkan saat mesin dalam kondisi prima.
Suparna mengatakan, tingkat keborosan konsumsi bahan bakar ini disebabkan karena menurunnya tenaga mesin. Jadi, mesin harus bekerja lebih keras, sehingga bahan bakar yang diperlukan juga lebih banyak.
“Saat tenaga mesin loyo karena kerja berat, otomatis akan membuat konsumsi bahan bakar juga menjadi semakin boros,” kata Suparna.
3. Kerusakan Komponen Mesin
Mesin yang ngelitik bisa saja menjadi semakin parah jika dibiarkan terus menerus dan tidak ditangani dengan benar.
“Mesin knocking ini terjadi karena banyak tumpukan kerak karbon yang ada di ruang bakar. Kondisi ini akan membuat tingkat keawetan komponen akan berkurang,” ujar Suparna.
Kondisi tersebut disebabkan karena selama mengalami detonasi, maka kerja mesin juga akan semakin berat karena terjadi berlawanan di jantung pacu.
“Maka akan menyebabkan berkurang keawetannya karena terus berlawanan. Kerja piston, connecting rod dan komponen lain lebih berat, sehingga menyebabkan terjadinya keausan dan itu bisa memperpendek umur mesin,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.