JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan kendaraan roda empat dengan transmisi otomatis begitu pesat. Mobil matik mendapatkan tempat tersendiri bagi para pengemudi yang tidak mau disibukan dengan menginjak pedal kopling dan memindahkan tuas persneling.
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkannya, tidak heran jika banyak yang beranggapan bahwa mengendarai mobil matik lebih nyaman dibandingkan dengan mobil manual.
Hal ini salah satunya karena pengemudi tidak perlu memindah gigi persneling saat akan menambah kecepatan atau menguranginya.
Baca juga: Kenali Gejala Vapor Lock pada Rem Mobil
Melainkan, cukup menginjak pedal gas dan kecepatan otomatis akan bertambah sendiri tanpa harus memindah persneling.
Tetapi, di balik kenyamanan yang ditawarkan tersebut ternyata ada juga hal yang perlu diwaspadai saat mengendarai mobil matik.
Terutama saat melintas di kawasan puncak atau jalan dengan rute naik dan turun. Dengan transmisi otomatis, kebanyakan pengendara hanya mengandalkan rem saja untuk mengurangi kecepatan kendaraan.
Padahal, rem yang sering digunakan akan berbahaya karena bisa menyebabkan terjadinya vapor lock atau masuknya uap udara di dalam selang rem.
Kondisi ini bisa membuat rem tidak berfungsi secara sempurna atau seperti ngeblong.
Baca juga: Mengapa Kendaraan Berat Rawan Rem Blong, Ini Penjelasannya
Dealer Technical Support, Dept. Head PT. Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi mengatakan, mobil matik tidak seperti mobil manual yang bisa menggunakan engine untuk mengurangi kecepatan kendaraan terutama saat di jalan menurun.
“Sedangkan kalau mobil matik tidak memasukkan gigi rendah tapi hanya mengandalkan rem saja untuk mengurangi kecepatan,” katanya kepada Kompas.com belum lama ini.
Penggunaan rem yang berlebihan, lanjut Didi akan menyebabkan panas atau minyak rem menjadi mendidih.
Efeknya adalah terjadinya vapor lock pada sistem pengereman mobil dengan transmisi otomatis.
Baca juga: 5 Kecelakaan Fatal Gara-gara Rem Blong
“Vapor lock yaitu minyak rem mendidih dan timbul uap air sehingga rem ada udaranya atau blong,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.