Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kendaraan Berat Rawan Rem Blong, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 18/01/2020, 16:02 WIB
Ari Purnomo,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Rem blong sering menjadi penyebab kecelakaan yang melibatkan truk maupun bus besar. Kurangnya perawatan hingga beban yang melebihi batas yang maksimal disinyalir menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya kinerja pengereman.

Dealer Technical Support Department Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, menjelaskan, bahwa beban yang dibawa oleh sebuah kendaraan sangat berpengaruh pada sistem pengereman.

Bahkan tidak jarang berat beban tersebut membuat rem tidak berfungsi alias blong. Pada kondisi ini, kendaraan sangat rawan mengalami kecelakaan.

Dan yang paling baru seperti yang terjadi di rest area tol Cipularang. Akibat rem blong, truk kontainer terbalik dan menimpa 7 kendaraan yang tengah parkir.

Baca juga: Perhatikan Ini Saat Mengemudi di Jalan Aspal dan Beton

Akibatnya, seorang warga mengalami luka berat dan harus dilarikan ke rumah sakit.

“Kalau menurut saya lebih pada segi perawatan dan juga beban yang melebihi batas standar. Kalau beban yang dibawa melebihi batas, pastinya rem juga akan bekerja lebih berat,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).

Ilustrasi Rem blong Ilustrasi Rem blong

Hal ini karena, lanjut Didi, semakin berat beban yang dibawa oleh sebuah kendaraan maka akan berpengaruh terhadap sistem pengereman. Selama ini sering didapati, truk-truk yang mengalami kecelakaan karena rem blong membawa beban yang cukup berat.

Bahkan ada juga yang sampai melebihi batas maksimal beban yang diperbolehkan. Maka dari itu, Didi pun menyarankan agar pengecekan sistem pengereman rutin dilakukan.

Salah satunya adalah untuk mengantisipasi terjadinya rem blong atau pengereman yang tidak berfungsi maksimal.

Baca juga: Pahami Risiko Potong Rantai Motor

“Pada intinya kendaraan yang dibawa itu harus laik jalan. Kalau ban sudah habis tapaknya juga harus diganti karena ini juga mempengaruhi pengereman,” ucapnya.

Kemudian, masih kata Didi, pengecekan juga harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari kondisi kanvas rem, kondisi selang bocor atau tidak, pipa-pipa, kompresor angin dan juga bagian pendukung lainnya.

Ilustrasi kecelakaan mobil terbalik.SHUTTERSTOCK Ilustrasi kecelakaan mobil terbalik.

“Pengecekan ini harus dilakukan secara berkala dan rutin. Kalau perlu setiap hari dilakukan pengecekan, terutama yang bisa dilakukan pengecekan sendiri oleh pengemudi,” ujarnya.

Selain masalah rem, Didi mengatakan, bagian pendukung lain yang juga harus dilakukan seperti lampu-lampu, oli, air, ban dan juga bagian yang lainnya. Hal ini ditujukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan saat kendaraan digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau