Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Bahaya Membuntuti Bus di Lintas Sumatera

Kompas.com - 04/01/2025, 09:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi jalan antar kota di Sumatera, khususnya Lintas Sumatera, seringkali sempit dan berkelok, sehingga hanya sedikit area yang aman untuk mendahului kendaraan lain.

Kondisi ini mendorong beberapa pengemudi untuk mengambil risiko dengan membuntuti bus saat menyalip.

Namun, tindakan ini sangat berbahaya dan berpotensi tinggi menyebabkan kecelakaan, termasuk tabrakan adu kambing.

Baca juga: Berlaku sampai 6 Januari 2025, DAMRI Kasih Diskon Tiket Bus AKAP

 

Sebagai contoh, video yang diunggah oleh akun Facebook @Bus Sumatera Utara memperlihatkan mobil yang mencoba menyalip di belakang bus.

Ketika bus kembali ke jalur, mobil tersebut tidak sempat menghindar dari kendaraan yang datang dari arah berlawanan sehingga tabrakan tak terhindarkan.

Menanggapi video tersebut, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, menegaskan bahwa mendahului dengan cara menempel kendaraan besar merupakan tindakan yang sangat berbahaya.

"Jelas banget blindspot-nya besar dan selalu dengan cara-cara memaksa," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (3/12/2024).

Ketika berada tepat di belakang bus, pandangan pengemudi mobil akan sepenuhnya terhalang.

Baca juga: Penyebab Ban Depan Motor Botak Sebelah, Cek Suspensi

Pengemudi tidak dapat memantau kondisi lalu lintas di depan bus, sehingga tidak dapat memastikan apakah aman untuk menyalip.

Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, mengatakan bahwa dalam prosedur menyalip, mengikuti kendaraan di depannya itu salah.

"Kalau menyalip beriringan, maka pengemudi yang di belakang hanya mengandalkan feeling terhadap kendaraan di depan. Dia tidak bisa melihat kondisi di jalan,” kata Jusri.

Jusri mengatakan bahwa dalam prosedur menyalip ada tiga faktor yang harus diperhatikan sebelum mendahului kendaraan lain, yaitu kepentingan, tempat yang benar, dan keamanan.

Baca juga: Tes Performa dan Efisiensi Daya GAC Aion Y Plus buat Harian

"Pertama, yaitu penting atau tidak untuk menyalip kendaraan di depan. Kalau enggak penting, tidak perlu menyalip. Tapi kalau menyalip ini penting sekali, lanjut ke faktor selanjutnya yaitu tempat yang benar,” kata Jusri.

Kalau tempatnya tidak dibenarkan, jangan menyalip walaupun penting.

Tunggu sampai di tempat yang benar, lalu berlanjut ke faktor terakhir yaitu keamanan.

"Faktor ketiga yaitu keamanan situasi jalanan. Karena jalanan merupakan ruang publik yang tidak bisa diatur, ketika faktor pertama dan kedua sudah memenuhi, cek aman atau tidak untuk menyalip," ucap Jusri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau