Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insiden Tabrakan Beruntun di Tol Cipali Km 139

Kompas.com - 19/04/2024, 06:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kecelakaan lalu-lintas yang sering terjadi di jalan tol ialah tabrakan beruntun. Kecelakaan ini biasanya terjadi sebab pengemudi tidak menjaga jarak aman dengan mobil di depannya.

Meski sudah banyak kejadian kecelakaan tabrakan beruntun, tak sedikit masyarakat yang masih kurang perhatian menjaga jarak aman di jalan tol.

Baca juga: IMI Tertarik Bikin Kejuaran Gokart Elektrik

Salah satu video tabrakan beruntun viral di media sosial, diunggah akun Instagram, Dashcam Owners Indonesia, memperlihatkan tabrakan beruntun di Tol Cikopo-Palimanan (Tol Cipali) Km 139.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

Dalam video terlihat setidaknya ada empat kendaraan yang terlibat, salah satunya yaitu bus. Diduga, bus telat mengerem sehingga mendorong mobil-mobil di depannya yang sedang mengerem.

Dalam video terlihat mobil paling depan dalam kejadian tersebut ialah Toyota Calya/Daihatsu Sigra, kemudian Isuzu Panther, Toyota Avanza, dan bus.

Ditengarai Calya/Sigra mengerem keras, dan membuat dua mobil di belakangnya juga mengerem keras. Namun, dari belakang bus yang berada di jalur kanan tersebut tak bisa berhenti tepat waktu.

Baca juga: Yamaha Kejar VR46 buat Jadi Tim Satelit, Syaratnya Berat

Dua mobil yang mengalami tabrakan beruntun di Banguntapan, Bantul, DIYDok humas Polres Bantul Dua mobil yang mengalami tabrakan beruntun di Banguntapan, Bantul, DIY

"Bus yang nempel karena Bus badannya gambot n pengereman gak Pakem seperti mobil kurus jadi kemungkinan besar dari Bus," tulis alddeluxer di kolom komentar dikutip, Jumat (19/4/2024).

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, sering terjadi pengemudi sudah menjaga jarak aman dengan mobil di depannya tapi mobil di belakang masih terlalu mepet.

Untuk itu, kata dia, tiap pengemudi penting untuk menyadari bahwa harus konsisten dengan kecepatan di tiap lajur jalan tol.

“Pertama komitmen dengan kecepatan kendaraan yang disesuaikan dengan lajurnya. Misalnya kiri 60 kpj, tengah 80 kpj dan paling kanan 100 kpj dan hanya untuk mendahului,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Jaguar-Land Rover Bakal Kerja Sama dengan Chery Kembangkan EV

Selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2024 (3-16 April 2024), PT Hutama Karya (Persero) mencatat Volume Lalu Lintas (VLL) kendaraan yang melintas di Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) mencapai total 1.560.000 kendaraan.Dok. Hutama Karya Selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2024 (3-16 April 2024), PT Hutama Karya (Persero) mencatat Volume Lalu Lintas (VLL) kendaraan yang melintas di Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) mencapai total 1.560.000 kendaraan.

Pengemudi juga menghindari berlama-lama di lajur kanan. Hal ini dikarenakan banyak pengemudi yang ingin mendahului dari sisi kanan dan tertahan sehingga kerap lakukan intimidasi dengan memberi klakson, lampu sein, hingga mepet.

“Ketiga, beri ruang untuk kendaraan yang akan mendahului, biasanya mereka ada kepentingan yang lebih utama,” ucap Sony.

Perlu untuk diingat jika jalur paling kanan hanya untuk mendahului. Jadi jika sudah mendahului, segera berpindah ke lajur kiri. Hal ini memang sering dilupakan, tetapi bisa menghindari kecelakaan tabrakan beruntun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau