JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikit berbeda dengan aktivitas di bulan biasa saat mengendarai mobil atau sepeda motor di bulan Ramadhan dan berpuasa seseorang dituntut mesti lebih fokus dan sabar.
Seperti diketahui, saat berpuasa tubuh menahan lapar dan haus artinya tubuh melakukan pekerjaan fisik yang lebih berat. Sedangkan saat bulan Ramadhan macet di sore hari bisa lebih parah dari biasanya.
Baca juga: Skutik SYM 4Mica, Motor yang Cocok buat Kemah
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan saat bulan Ramadhan, ada pergeseran jam macet sebab mayoritas pekerja ingin sampai rumah sebelum maghrib.
Di saat itulah emosi seseorang sangat diuji. Jalanan macet dan kondisi tubuh sedang dalam level rendah membuat emosi bisa meledak.
"Yang perlu disikapi oleh pengemudi baik pengemudi mobil dan pengendara sepeda motor, berkendara di jalan raya bukan hanya menuntut aktivitas fisik yang terampil tapi juga mengemudi yang berbasis pengetahuan yang mesti dilakukan proaktif dan antisipatif," ujar Jusri kepada Kompas.com, Jumat (15/3/2024).
"Sehingga pengemudi itu ketika di jalan raya sering terburu-buru dan melanggar aturan yang ada, atau orang yang tertib tapi tidak memiliki kontrol diri, dan pengguna jalan raya mengemudi asal saja," ujar Jusri.
Baca juga: VinFast Tawarkan Penyewaan Baterai Mobil Listrik di Indonesia
Untuk menyikapinya, pengemudi harus paham bahwa sesuatu di jalan raya itu tidak ideal. Pemakai jalan raya harus memiliki kemampuan empati, karena beraktivitas di jalan raya dibatasi oleh pengguna jalan lain.
"Jalanan begitu dinamis, yang bisa kita lakukan adalah mempertahankan konsentrasi. Konsentrasi kita penuh, tidak terganggu, maka kita akan memberikan keputusan atau sikap yang tepat," ucap Jusri.
Baca juga: Tips Mengendarai Motor di Jalan Berlubang Saat Musim Hujan
Kondisi jalan yang ramai diisi orang menjadikannya tidak menentu. Hal yang paling aman dilakukan adalah dengan sabar. Hal ini tujuannya agar bisa lebih tenang menghadapi segala hal di jalan.
Jusri mengingatkan, salah benar seseorang di jalan raya ditentukan oleh hakim. Jadi yang harus dipahami adalah sebagai pengemudi, ingat terus untuk bisa sampai tujuan dengan selamat dan tanpa konflik.
"Jangan seperti polisi atau hakim, salah benar itu bukan domain kita. Jadi jangan dilawan, kalau orang itu tidak terima, bisa terjadi konflik," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.