Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BAIC Fokus Mobil Hybrid di Indonesia: Solusi Efisien

Kompas.com - 24/03/2025, 07:02 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Produsen otomotif asal Tiongkok, BAIC, masih menempatkan mobil hybrid sebagai strategi utama di Indonesia.

Meski tren kendaraan listrik (EV) terus berkembang, BAIC menilai teknologi hybrid lebih realistis untuk pasar yang masih dalam tahap transisi menuju elektrifikasi.

CEO BAIC Indonesia, Dhani Yahya, menjelaskan bahwa adopsi EV di Indonesia masih menghadapi tantangan, terutama keterbatasan infrastruktur pengisian daya.

Baca juga: Diikuti 21 Komunitas, Daihatsu Kembali Gelar Mudik Bersama 2025

Oleh karena itu, hybrid dianggap sebagai solusi yang lebih fleksibel.

"Hybrid menjadi jembatan sebelum transisi penuh ke EV. Konsumen tetap mendapat efisiensi energi tanpa khawatir soal pengisian daya, terutama untuk perjalanan jarak jauh," ujar Dhani di Jakarta Selatan belum lama ini.

Sejalan dengan strategi tersebut, BAIC menyiapkan empat model baru yang akan meluncur sepanjang 2025.

Dhani Yahya bicara rencana BAIC rilis 4 model baru.ilhamkarim/kompas.com Dhani Yahya bicara rencana BAIC rilis 4 model baru.

Dari keempat model tersebut, tiga di antaranya merupakan hybrid, sementara satu lainnya menggunakan mesin bensin.

Model-model tersebut adalah BJ30 HEV, BJ41 PHEV, BJ60 PHEV, dan BJ80.

Peluncurannya akan dilakukan secara bertahap, dimulai pada Juli 2025, dengan dua model pertama akan diperkenalkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

Saat ini, BAIC baru menawarkan dua model di Indonesia, yakni BJ40 Plus dan X55-II, dengan BJ40 Plus menyumbang 90% dari total penjualan.

Baca juga: Mudik Lebaran 2025, Ini Waktu yang Tepat untuk Servis Mobil 

Pemerintah sendiri telah memberikan insentif berupa pengurangan PPN 3% untuk mobil hybrid.

Namun, pangsa pasar kendaraan elektrifikasi masih sekitar 7% dari total industri otomotif.

Menurut Dhani, tambahan stimulus, seperti pemangkasan PPN yang lebih besar, dapat mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan.

Di sisi lain, BAIC juga melihat kondisi pasar otomotif yang masih dalam fase pemulihan.

Tahun lalu, penjualan mobil di Indonesia turun 16% menjadi 865 ribu unit.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau