Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPKLU Belum Merata Jadi Penyebab Popularitas BEV Lambat

Kompas.com - 17/10/2023, 11:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan bermotor listrik dipercaya akan menjadi moda transportasi masa depan yang mampu menghadirkan pengalaman mobilitas lebih aman, nyaman, serta ramah lingkungan.

Sejumlah negara termasuk Indonesia pun sedang berlomba melakukan transisi untuk menuju era elektrifikasi. Sejumlah regulasi yang memudahkan produsen agar masuk ke pasar turut dikeluarkan guna membentuk ekosistem dan merangsang daya beli.

Hanya saja, dikatakan Price Water House Cooper (PwC) Indonesia Automotive Leader Hendra Lie, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih cenderung lambat dibanding pasar global.

Baca juga: Ini yang Dilakukan Polisi Malaysia Saat Ada Pengekor Rombongan

Melalui survei perseroan yang dihimpun hingga September 2023, salah satu hal yang mendasarinya ialah ketersediaan charging station yang masih terbatas, baik untuk mobil (63 persen) maupun sepeda motor (52 persen).

Kekhawatiran responden lainnya adalah ketersediaan SPKLU di daerah terpencil, di mana untuk mobil 54 persen dan sepeda motor 47 persen.

Oleh karena itu, ketersediaan charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang merupakan fasilitas pendukung kendaraan listrik dalam mengisi daya di luar rumah, mutlak diperlukan untuk dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik.

Apalagi, menurut survei yang sama, mayoritas (75 persen) responden memilih SPKLU untuk mengisi daya kendaraan listriknya. Setelahnya baru di rumah (69 persen), pasar modern (42 persen), dan kantor (24 persen).

Baca juga: Masih Banyak yang Ragu Soal Biaya Kepemilikan Mobil Listrik

"Maka, para pemimpin industri dan pembuat kebijakan sedang mempersiapkan masa depan di mana kendaraan ramah lingkungan dapat memainkan peran utama di pasar," kata Hendra dalam pernyataannya, Senin (16/10/2023).

Kendati demikian, PwC juga menggarisbawahi bahwa kesadaran konsumen Indonesia terhadap kendaraan ramah lingkungan juga makin baik sehingga diprediksi akan terjadi peningkatan permintaan kendaraan listrik ke depan.

Sebagian besar responden berpendapat bahwa EV adalah kendaraan masa depan. Mesin yang lebih senyap (85 persen), teknologi inovatif (76 persen), dan aspek menarik yang belum pernah ada sebelumnya (82 persen), adalah tiga aspek utama di kendaaan jenis ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kecelakaan Bus Umrah WNI di Saudi: Jip dan Bus Terbakar, 9 Meninggal Dunia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau