Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

SPKLU Belum Merata Jadi Penyebab Popularitas BEV Lambat

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan bermotor listrik dipercaya akan menjadi moda transportasi masa depan yang mampu menghadirkan pengalaman mobilitas lebih aman, nyaman, serta ramah lingkungan.

Sejumlah negara termasuk Indonesia pun sedang berlomba melakukan transisi untuk menuju era elektrifikasi. Sejumlah regulasi yang memudahkan produsen agar masuk ke pasar turut dikeluarkan guna membentuk ekosistem dan merangsang daya beli.

Hanya saja, dikatakan Price Water House Cooper (PwC) Indonesia Automotive Leader Hendra Lie, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih cenderung lambat dibanding pasar global.

Melalui survei perseroan yang dihimpun hingga September 2023, salah satu hal yang mendasarinya ialah ketersediaan charging station yang masih terbatas, baik untuk mobil (63 persen) maupun sepeda motor (52 persen).

Kekhawatiran responden lainnya adalah ketersediaan SPKLU di daerah terpencil, di mana untuk mobil 54 persen dan sepeda motor 47 persen.

Oleh karena itu, ketersediaan charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang merupakan fasilitas pendukung kendaraan listrik dalam mengisi daya di luar rumah, mutlak diperlukan untuk dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik.

Apalagi, menurut survei yang sama, mayoritas (75 persen) responden memilih SPKLU untuk mengisi daya kendaraan listriknya. Setelahnya baru di rumah (69 persen), pasar modern (42 persen), dan kantor (24 persen).

"Maka, para pemimpin industri dan pembuat kebijakan sedang mempersiapkan masa depan di mana kendaraan ramah lingkungan dapat memainkan peran utama di pasar," kata Hendra dalam pernyataannya, Senin (16/10/2023).

Kendati demikian, PwC juga menggarisbawahi bahwa kesadaran konsumen Indonesia terhadap kendaraan ramah lingkungan juga makin baik sehingga diprediksi akan terjadi peningkatan permintaan kendaraan listrik ke depan.

Sebagian besar responden berpendapat bahwa EV adalah kendaraan masa depan. Mesin yang lebih senyap (85 persen), teknologi inovatif (76 persen), dan aspek menarik yang belum pernah ada sebelumnya (82 persen), adalah tiga aspek utama di kendaaan jenis ini.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/17/112200315/spklu-belum-merata-jadi-penyebab-popularitas-bev-lambat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke